Apa Pengertian Reformasi dan Bagaimana Detik-detik Jelang Reformasi di Indonesia?

Ade S

Penulis

Mahasiswa menduduki gedung MPR/DPR, menuntut Presiden Soeharto untuk mundur dari jabatan Presiden, pada Mei 1998. Artikel ini menjelaskan apa pengertian reformasi dan bagaimana detik-detik jelang reformasi di Indonesia pada tahun 1998 yang mengakhiri era Orde Baru.

Intisari-Online.com -Tahun 1998 adalah tahun yang penuh dengan gejolak dan perubahan di Indonesia.

Krisis moneter, ketidakpuasan rakyat, demonstrasi mahasiswa, kerusuhan sosial, tekanan politik, dan tragedi kemanusiaan mengiringi akhir dari kekuasaan 32 tahun Soeharto.

Dalam artikel ini, kita akan membahas apa pengertian reformasi dan bagaimana detik-detik jelang reformasi di Indonesia yang mengubah sejarah bangsa ini.

PengertianReformasi

Reformasi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah proses perbaikan secara radikal (di bidang sosial, politik, atau agama) yang terjadi dalam suatu masyarakat atau negara.

Untuk memahami reformasi, seperti dilansir Kompas.com,kita harus mengerti apa itu perubahan, yaitu proses pengubahan sistem atau tatanan pemerintahan yang bertujuan untuk mencapai perbaikan yang signifikan.

Untuk mengubah sistem atau tatanan, diperlukan waktu dan ruang yang memadai dalam konteks sistem yang dinamis.

Perubahan yang berlangsung terus menerus menghasilkan perbaikan pada sistem internal organisasi.

Selain itu, perubahan pada sistem yang lama juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia di dalamnya, memperbaiki infrastruktur, dan membangun sosial budaya yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan.

Perubahan bukanlah hal yang sementara, melainkan hal yang berkelanjutan dan positif.

Baca Juga: Mengapa Krisis Keuangan yang Berawal di Thailand dapat Berpengaruh Terhadap Indonesia?

Detik-detik Reformasi di Indonesia

Melansir Kompas.com, krisis moneter yang mulai terjadi sejak 1997 menjadi latar belakang mundurnya Presiden Soeharto.

Ekonomi Indonesia saat itu sedang mengalami penurunan dan kelemahan yang sangat parah sehingga menyebabkan ketidakpuasan masyarakat.

Ketidakpuasan tersebut lalu semakin memuncak dan menimbulkan demonstrasi massal yang diikuti oleh berbagai kelompok mahasiswa di seluruh Indonesia.

Hampir di semua wilayah di Indonesia terjadi kerusuhan.

Hal ini membuat pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto mendapatkan tekanan politik yang besar baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Dari luar negeri, Amerika Serikat secara langsung meminta agar Soeharto mundur dari posisinya sebagai Presiden.

Sementara itu, dari dalam negeri, gerakan mahasiswa yang beraksi di jalan-jalan menyerukan agar Soeharto turun dari jabatannya.

Soeharto semakin menjadi perhatian sejak terjadinya Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998, di mana empat mahasiswa tewas tertembak dan menyulut Kerusuhan Mei 1998 keesokan harinya.

Tekanan dari rakyat terhadap Soeharto mencapai puncaknya ketika sekitar 15.000 mahasiswa menduduki Gedung DPR/MPR yang menyebabkan proses politik nasional terhenti.

Soeharto yang saat itu sudah terpojok masih mencoba untuk mempertahankan kursi kepresidenannya dengan merombak kabinet dan membentuk Dewan Reformasi.

Namun, pemberontakan yang dilakukan oleh para mahasiswa ini membuat Presiden Soeharto tidak punya pilihan lain selain mengundurkan diri.

Pada 21 Mei 1998 di Istana Merdeka, Presiden Soeharto secara formal menyampaikan pengunduran dirinya sebagai Presiden Indonesia.

Melalui UUD 1985 Pasal 8, Soeharto segera menetapkan agar Wakil Presiden BJ Habibie disumpah untuk menggantikannya di depan Mahkamah Agung.

Sejak saat itu, kepemimpinan berganti dari Soeharto ke BJ Habibie dan dimulailah Era Reformasi.

Demikian penjelasan tentangapa pengertian reformasi dan bagaimana detik-detik jelang reformasi di Indonesia pada tahun 1998.

Baca Juga: Mengapa para Pelajar dan Pemuda Ikut Bergabung dalam Aksi Mahasiswa 15 Januari 1974?

Artikel Terkait