Find Us On Social Media :

Setelah Berkunjung ke Kelompok Minoritas, Bagaimana Persepsi Terhadap Mereka?

By Ade S, Jumat, 12 Januari 2024 | 06:03 WIB

Ilustrasi. Baca artikel ini untuk mengetahui 3 contoh persepsi terhadap kelompok minoritas setelah berkunjung ke mereka.

Persepsi Kedua: Mereka Adalah Bagian dari Kekayaan Budaya Indonesia

Persepsi kedua yang dapat kita miliki setelah berkunjung ke kelompok minoritas adalah bahwa mereka adalah bagian dari kekayaan budaya Indonesia.

Mereka memiliki tradisi, adat, bahasa, seni, dan kearifan lokal yang beragam dan berharga. Mereka juga memiliki peran dan fungsi yang penting dalam menjaga keseimbangan dan keharmonisan alam dan sosial.

Salah satu contoh kelompok minoritas yang dapat kita kunjungi adalah suku Baduy di Banten. Di sana, kita dapat melihat bagaimana mereka hidup dengan sederhana, alami, dan harmonis dengan lingkungan.

Kita dapat belajar dari mereka tentang bagaimana mereka menjaga hutan, sungai, tanah, dan udara dengan tidak menggunakan teknologi modern, listrik, kendaraan bermotor, atau bahan kimia. Kita juga dapat mengagumi keindahan dan kekhasan pakaian, rumah, kerajinan, dan ritual mereka.

Setelah berkunjung ke suku Baduy, kita dapat menyadari bahwa mereka adalah bagian dari kekayaan budaya Indonesia.

Mereka bukan orang-orang terbelakang, bodoh, atau ketinggalan zaman yang harus dipaksa untuk berubah atau menyesuaikan diri dengan gaya hidup modern. Mereka adalah penjaga alam dan warisan budaya yang harus dihormati dan dilestarikan.

Persepsi Ketiga: Mereka Adalah Peluang untuk Belajar dan Berkembang

Persepsi ketiga yang dapat kita miliki setelah berkunjung ke kelompok minoritas adalah bahwa mereka adalah peluang untuk belajar dan berkembang.

Mereka memiliki pengetahuan, pengalaman, pandangan, dan sikap yang berbeda dan menarik dari kita. Mereka juga memiliki tantangan, masalah, dan solusi yang unik dan kreatif dari kita.

Salah satu contoh kelompok minoritas yang dapat kita kunjungi adalah komunitas difabel di Jakarta. Di sana, kita dapat melihat bagaimana mereka mengatasi keterbatasan fisik, mental, atau sensorik mereka dengan berbagai cara.

Kita dapat mendengar dari mereka tentang bagaimana mereka menghadapi hambatan, rintangan, dan kesulitan dalam bersekolah, bekerja, beraktivitas, dan bersosialisasi. Kita juga dapat melihat bagaimana mereka memanfaatkan potensi, bakat, dan kemampuan mereka untuk mencapai prestasi, kemandirian, dan kebahagiaan.