Penulis
Intisari-Online.com -Tahun baru menjadi momen perayaan bagi sebagian besar masyarakat dunia.
Setelah menjalani 365 hari menurut sistem kalender Masehi, mayoritas orang ingin merasakan euforiabersama dengan merayakannya.
Perayaan tahun baru juga identik dengan tradisi pembuatan resolusi dan waktu evaluasi dari kesalahan-kesalahan yang terjadi di tahun sebelumnya.
Rupanya, pembuatan resolusi pada malam tahun baru bukanlah tren yang baru terjadi belakangan.
Kegiatan ini setidaknya sudah dilakukan 4.000 tahun silam oleh Kekaisaran Babilonia.
Dilansir dari History.com, suku ini merupakan yang pertama mengadakan perayaan tahun baru dalam festival keagamaan selama 12 hari berturut-turut yang disebut Akitu.
Perayaan tahun baru orang-orang Babilonia kuno kala itu belumlah terjadi pada setiap tanggal 1 Januari seperti sekarang ini, melainkan pada pertengahan Maret.
Namun, pada rentang waktu inilah mereka memanjatkan permohonannya.
Orang-orang Babilonia menobatkan raja baru ataupun menegaskan kembali kesetiaannya.
Selain itu, mereka juga berjanji kepada dewa-dewi untuk membayar hutang dan mengembalikan apa yang telah mereka pinjam.
Baca Juga: 35 Balasan Ucapan Selamat Tahun Baru 2024, Simpel Tapi Menyentuh
Janji inilah yang menjadi cikal-bakal resolusi yang kita kenal sekarang.
Menurut kepercayaan yang mereka anut, dewa akan memberikan hadiah jika janji tersebut ditepati dan sebaliknya dewa akan murka apabila mereka mengingkarinya.
Sementara itu, di era yang lebih modern, pemakaian frasa ‘resolusi tahun baru’ pertama kali dimuat dalam surat kabar Boston pada tahun 1813.
Seperti tertulis berikut ini:
“And yet, I believe there are multitudes of people, accustomed to receive injunctions of new year resolutions, who will sin all the month of December, with a serious determination of beginning the new year with new resolutions and new behaviour, and with the full belief that they shall thus expiate and wipe away all their former faults.”
Pengungkapan resolusi ini juga diterapkan dengan cara dan kegiatan yang berbeda-beda di setiap budaya.
Di Indonesia sendiri kita sering melakukan pemanjatan resolusi di detik-detik menjelang lonceng berdentang tanda pergantian tahun, selagi berkumpul dan disusul menyalakan kembang api.
Dalam sebuah riset menunjukan bahwa hanya delapan persen orang Amerika yang berhasil merealisasikan resolusi tahun barunya dari total 45 persen penduduk yang melakukannya.
Meski begitu, tradisi pembuatan resolusi tahun baru terus dilestarikan dan punya nilai sentimentil tersendiri di masyarakat hingga bisa terus bertahan setelah 4.000 tahun lamanya. (Akbar Gibrani)
Baca Juga: 35 Ucapan Selamat Tahun Baru Kristen, Simpel Namun Menyentuh Hati