Penulis
Intisari-online.com -Perayaan tahun baru pada tanggal 1 Januari adalah tradisi yang sudah berlangsung sejak ribuan tahun lalu.
Namun, bagaimana sejarah tahun baru 1 Januari berlangsung?
Untuk mengetahuinya, kita harus melihat kembali sejarah dunia kuno, khususnya peradaban Babilonia dan Romawi.
Babilonia: Akitu, Festival Musim Semi
Perayaan tahun baru pertama kali tercatat sejak sekitar 4.000 tahun lalu atau sejak 2.000 tahun sebelum masehi (SM).
Tujuan perayaan tahun baru ini dalam rangka menghormati kedatangan tahun baru yang dilakukan oleh bangsa Babilonia (1696-1654 SM).
Bagi orang Babilonia, bulan baru pertama setelah titik balik musim semi menandai dimulainya tahun baru.
Mereka menghormati kelahiran kembali alam dengan festival multi-hari yang disebut Akitu.
Festival ini dimulai sekitar tahun 2000 SM, dan diyakini sangat terkait dengan agama dan mitologi.
Selama perayaan Akitu, patung para dewa diarak di jalan-jalan kota, dan upacara dilaksanakan untuk melambangkan kemenangan mereka atas kekuatan kekacauan.
Melalui ritual ini, orang Babilonia percaya bahwa dunia secara simbolis dibersihkan dan diciptakan kembali oleh para dewa sebagai persiapan menyambut tahun baru dan kembalinya musim semi.
Salah satu aspek menarik dari Akitu melibatkan semacam ritual penghinaan yang dialami oleh raja Babilonia.
Tradisi aneh ini membuat raja dibawa ke hadapan patung dewa Marduk, dilucuti dari regalia kerajaannya, dan dipaksa bersumpah bahwa dia telah memimpin kota dengan hormat.
Seorang pendeta tinggi kemudian akan menampar raja dan menarik telinganya dengan harapan membuatnya menangis.
Jika air mata raja tumpah, itu dianggap sebagai tanda bahwa Marduk puas dan secara simbolis telah memperpanjang kekuasaan raja.
Beberapa sejarawan berpendapat bahwa unsur-unsur politik ini menunjukkan bahwa Akitu digunakan oleh monarki sebagai alat untuk menegaskan kembali kekuasaan ilahi raja atas rakyatnya.
Romawi: Janus, Dewa Bermuka Dua
Tahun Baru Romawi awalnya juga bertepatan dengan ekuinoks musim semi.
Namun tahun-tahun yang diubah dengan kalender matahari akhirnya membuat hari libur tersebut ditetapkan pada tanggal yang lebih dikenal, yaitu 1 Januari.
Penetapan ini berawal dari perkembangan sistem kalender pada zaman Romawi Kuno. Kalender Romawi pada mulanya terdiri dai 10 bulan dan 304 hari.
Aturan ini dibuat pada abad ke-8 SM oleh Romulus, pendiri Roma.
Namun, kalender ini tidak sinkron dengan musim, sehingga pada tahun 713 SM, raja Numa Pompilius menambahkan bulan Januari dan Februari untuk menciptakan kalender pra-Julian yang terdiri dari 355 hari.
Meskipun demikian, kalender ini masih tidak akurat, sehingga Julius Caesar memperkenalkan kalender Julian pada perayaan tahun baru pada tanggal 1 Januari saat ini.
Itulah sejarah tahun baru 1 Januri yang masih dirayakan hingga saat ini.