Penulis
Intisari-online.com - Wilhelmina adalah ratu Belanda yang berkuasa dari tahun 1890 hingga 1948.
Ia adalah salah satu tokoh penjajah Belanda yang paling dibenci oleh rakyat Indonesia karena sikapnya yang keras dan tidak mau mengakui kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.
Wilhelmina menganggap Indonesia sebagai tanah jajahan yang harus dipertahankan dengan segala cara.
Kemudian tidak mau menerima kenyataan bahwa Indonesia telah lepas dari cengkeraman Belanda setelah Jepang menyerah kepada Sekutu pada akhir Perang Dunia II.
Wilhelmina juga tidak menghormati janji yang pernah ia sampaikan dalam pidatonya pada 7 Desember 1942, ketika ia berada di London sebagai pemerintah pengasingan Belanda.
Dalam pidatonya, ia mengucapkan terima kasih kepada rakyat Indonesia yang telah berjuang melawan Jepang dan menjanjikan bentuk pemerintahan baru bagi Indonesia setelah perang berakhir.
Namun, setelah perang berakhir, Wilhelmina malah mengirim pasukan Belanda untuk menduduki kembali Indonesia secara paksa.
Ia menolak untuk berunding dengan pihak Republik Indonesia yang dipimpin oleh Sukarno dan Hatta.
Bahkan juga mengabaikan tekanan dari negara-negara Sekutu, terutama Amerika Serikat, yang mendukung kemerdekaan Indonesia.
Wilhelmina bertanggung jawab atas dua kali agresi militer Belanda yang terjadi pada tahun 1947 dan 1948.
Agresi militer ini menimbulkan banyak korban jiwa dan penderitaan bagi rakyat Indonesia.
Baca Juga: Raymond Westerling, Sosok Paling Dibenci dalam Sejarah Indonesia karena Kekejamannya
Wilhelmina juga mencoba memecah belah Indonesia dengan membentuk negara boneka yang disebut Negara Indonesia Timur (NIT) yang dipimpin oleh Noto Soeroto.
Wilhelmina baru mau mengakui kemerdekaan Indonesia setelah mendapat tekanan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Dewan Keamanan PBB.
Pada 27 Desember 1949, Wilhelmina menyerahkan kedaulatan Indonesia di Istana Dam, Amsterdam.
Namun, ia tetap tidak mau mengakui Papua sebagai bagian dari Indonesia.
Wilhelmina meninggal pada 28 November 1962 di usia 82 tahun. Ia dimakamkan di Nieuwe Kerk, Delft.
Ia dianggap sebagai ratu yang berjasa bagi Belanda karena berhasil mempertahankan negaranya dari ancaman Jerman.
Namun, ia juga dianggap sebagai ratu yang kejam dan kolonialis oleh rakyat Indonesia karena tidak menghargai hak-hak bangsa Indonesia untuk merdeka dan berdaulat.