Penulis
Intisari-Online.com -Apakah Anda tahu bahwa sistem pendidikan di Indonesia saat ini banyak dipengaruhi oleh politik etis yang dicanangkan oleh Belanda pada masa penjajahan?
Politik etis adalah kebijakan yang bertujuan untuk memberikan kesejahteraan kepada penduduk jajahan melalui program-program seperti edukasi, irigasi dan transmigrasi.
Artikel ini akan jelaskan pengaruh politik etis terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia.
Awal Mula Politik Etis
Indonesia mengalami masa penjajahan oleh Belanda selama sekitar 350 tahun.
Selama itu, pemerintah kolonial Belanda menjalankan suatu sistem yang sangat merugikan rakyat Indonesia.
Sistem itu adalah sistem tanam paksa atau cultuurstelsel.
Dengan sistem ini, rakyat Indonesia harus menyerahkan sebagian tanah dan hasil panennya kepada pemerintah kolonial.
Tanah dan hasil panen itu digunakan untuk menanam komoditas ekspor seperti tebu, kopi, teh dan tarum.
Melansir Kompas.com, sistem tanam paksa ini menuai banyak protes dan kecaman dari rakyat Indonesia maupun Belanda.
Mereka menganggap bahwa sistem ini tidak manusiawi dan tidak adil. Salah satu tokoh politik Belanda yang menentang sistem ini adalah C. Th. Van Deventer.
Baca Juga: Penjelasan Pengaruh Politik Etis pada Perkembangan Sekolah Kejuruan
Ia juga mengusulkan politik etis sebagai cara untuk mengembalikan hak-hak rakyat Indonesia.
Politik etis adalah desakan dari golongan liberal Belanda kepada parlemen kolonial untuk memberikan program-program kesejahteraan kepada penduduk jajahan.
Politik etis memiliki tiga program utama yang disebut dengan Trias Van Deventer. Ketiga program itu adalah Edukasi, Irigasi dan Transmigrasi.
Manfaat Bagi Pendidikan
Program edukasi kemudian diwujudkan dalam bentuk pembangunan sekolah-sekolah.
Sebuah kebijakan yang pada akhirnya melahirkan manfaat bagi bangsa indonesia. Beberapa di antaranya yakni:
* Meningkatkanya pendidikan formal* Mengurangi jumlah buta huruf* Lahirnya golongan terpelajar dan terdidik* Penduduk pribumi yang terpelajar bisa bekerja profesional untuk pemerintahan Hindia Belanda* Munculnya organisas pergerakan nasional
Adanya sekolah-sekolah sangat berperan dalam pengembangan dan perluasan dunia pendidikan di Hindia Belanda.
Menurut situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud), pendidikan merupakan program peningkatan mutu SDM dan pengurangan jumlah buta huruf yang berimplikasi baik untuk pemerintah Belanda sendiri yaitu mendapatkan tenaga kerja terdidik namun bergaji murah.
Manfaat yang diperoleh sifatnya jangka panjang bagi bangsa Indonesia.
Di mana melahirkan golongan terpelajar dan terdidik. Golongan tersebut membuat pemerintah Belanda menjadi terancam.
Karena munculnya organisasi-organisasi pergerakan nasional seperti Budi Utomo dan Sarikat Islam.
Bahkan sangat berperan dalam pengembangan dan perluasan dunia pendidikan di Hindia Belanda.
Pada 1900, berdiri sekolah-sekolah, baik untuk kaum priayi maupun rakyat biasa yang hampir merata di daerah-daerah.
Para pelajar bumiputra tidak memandang suku, ras, agama dan perbedaan.
Mereka lebih merasa bersama sebagai kaum bumiputra yang tertindas.
Perjuangan di masa Pergerakan Nasional yang digerakan oleh kalangan terdidik dilakukan melalui pembentukan organisasi-organisasi.
Organisasi yang dibentuk tidak hanya bergerak dalam bidang politik tapi juga pendidikan dan sosial.
Sekian penjelasan pengaruh politik etis terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda tentang sejarah pendidikan di Indonesia.
Baca Juga: Pelopornya Budi Utomo, Beginilah Sejarah Lahirnya Kebangkitan Nasional