Organisasi Perempuan Putri Mardika Dan Tekadnya Membimbing Perempuan Bumiputra Dalam Menempuh Pendidikan

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Ilustrasi organisasi perempuna Putri Mardika yang ingin memajukan pengajaran terhadap anak-anak perempuan dengan memberikan penerangan dan bantuan dana
Ilustrasi organisasi perempuna Putri Mardika yang ingin memajukan pengajaran terhadap anak-anak perempuan dengan memberikan penerangan dan bantuan dana

Intisari-Online.com - Jika ada pertanyaan: "Memajukan pengajaran terhadap anak-anak perempuan dengan memberikan penerangan dan bantuan dana adalah tujuan dari organisasi kewanitaan yaitu...", jawabannya mudah saja.

Organ itu adalah Putri Mardika.

Putri Mardika merupakan organisasi wanita pertama yang ada di Indonesia, berdiri pada 1912 dan terkait erat dengan Budi Utomo.

Dikutip dari Kompas.com, Putri Mardika dibentuk untuk membantu dan membimbing pada gadis Bumiputera saat menuntut ilmu dan berpendapat di depan umum.

Tak hanya itu, organisasi ini juga punya tujuan memperbaiki kehidupan perempuan yang dikatakan sebagai manusia mulia.

Kesadaran untuk memajukan perempuan sudah ada sejak masa penjajahan.

Upaya memberdayakan perempuan dilakukan dengan membentuk organisasi.

Organisasi wanita ini bahkan sudah berkembang sebelum tahun 1920.

Maksud dari berdirinya organisasi wanita ini sendiri adalah untuk memperbaiki status sosial atau kedudukan wanita.

Salah satu organisasi wanita yang didirikan di masa kebangkitan adalah Putri Mardika di Jakarta.

Tokoh yang menjadi pelopor Putri Mardika adalah R.R. Rukmini, R.A. Sutinah Joyopranoto, P.A Subarudin, dan Sadikun Tondokusumo.

Organisasi ini dibentuk dengan maksud untuk membantu membimbing para gadis bumiputera dalam menuntut ilmu serta menyatakan pendapat mereka di depan umum.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Putri Mardika pun memiliki berbagai kegiatan.

Organisasi ini memberikan beasiswa untuk belajar serta menerbitkan sebuah majalah sendiri dengan nama yang bertajuk sama, Putri Mardika.

Majalah tersebut berfungsi untuk menyebarluaskan gagasan perempuan berdikari.

Putri Mardika berfokus pada pemberdayaan dengan memberikan kursus kepada kaum perempuan agar dapat menjadi bidan untuk proses persalinan.

Organisasi ini juga menerbitkan pemikiran para perempuan dalam bentuk pidato tentang kesetaraan gender.

Kemudian melakukan pemberdayaan kepada perempuan agar mereka dapat menjadi ibu yang baik.

Para tokoh Putri Mardika juga kerap menggunakan gagasan-gagasan milik R.A Kartini untuk dijadikan landasan pergerakan organisasi.

Organisasi Putri Mardika tutup pada 1920.

Salah satu alasannya adalah karena kekurangan dana untuk memberikan beasiswa kepada para perempuan.

Beberapa tokoh yang menjadi pengurus Putri Mardika adalah sebagai berikut:

- R.A. Theresia Saburudin

- R.K. Rukmini

- R.A. Sutinah Joyopranoto

- Sabaruddin

- Abdoel Rahman

- Sadikoen Toendokoesoemo

- R.A.J. Noerbaiti

Itulah artikel tentang Putri Mardika, organisasi perempuan yang ingin memajukan pengajaran terhadap anak-anak perempuan dengan memberikan penerangan dan bantuan dana.

Artikel Terkait