Find Us On Social Media :

Jelaskan Secara Singkat Sejarah Pendirian Bani Umayyah Di Damaskus 661-750 M

By Moh. Habib Asyhad, Kamis, 30 November 2023 | 14:17 WIB

Inilah penjelasan secara singkat sejarah pendirian Bani Umayyah di Damaskus pada 661 Masehi. Sejumlah kemajuan Islam terjadi di masa ini.

Intisari-Online.com - Dalam sejarah kebudayan dan perkembangan Islam, Dinasti Bani Umayyah mempunya tempat yang penting.

Di masa inilah islam mengalami kemajuan di bidang politik, keagamaan, ekonomi, arsitektur, sosial, dan militer.

Artikel ini akan mencoba jelaskan secara singkat sejarah pendirian Bani Umayyah di Damaskus 661-750 M.

Bani Umayyah lahir setelah berakhirnya masa Khulafaur Rasyidin.

Pendiri dinasti ini adalah Muawiyah bin Abu Sofyan yang dikenal sebagai Muawiyah I--yang sekaligus khalifah pertama dinasti tersebut.

Sepak terjang Muawiyah sebagai politik tidak kaleng-kaleng.

Sebelumnya, dia cukup lama memegang jabatan Gubernur Suriah, sejak masa Khalifah Umar bin Khattab hingga Utsman bin Affan.

Kekhalifahan ini berdiri pada 661 dengan pusat pemerintahan di Damaskus, Suriah.

Dinasti Bani Umayyah bermula dari kasus pembunuhan Khalifah Ustman bin Affan.

Ustman, sahabat Nabi Muhammad sekaligus Khulafaur Rasyidin ketiga.

Semasa memerintah, Ustman menghadapi beragam tuduhan.

Mulai dari nepotisme, penistaan, dan perlakuan tidak menyenangkan terhadap sejumlah masyarakat.

Kondisi itu terus memanas hingga pecah pemberontakan karena jabatan-jabatan strategis di pemerintahan diberikan Utsman kepada kerabatnya dari Bani Umayyah.

Dalam kondisi yang serba tak menentu itu, Khalifah Ustman dibunuh di rumahnya.

Muawiyah bin Abu Sufyan, sepupu Utsman yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Suriah, tidak terima dengan perbuatan para pemberontak.

Takut dengan ancaman yang bisa datang dari Muawiyah I, penduduk Madinah mengangkat Ali bin Abi Thalib sebagai pengganti Utsman.

Ali adalah kerabat dekat Nabi Muhammad, sehingga dianggap oleh Muslim Syiah berhak menjadi khalifah.

Khalifah Ali berusaha mengembalikan pemerintahan Islam agar stabil, tetapi tidak berhasil karena ia dianggap gagal memberikan keadilan atas kematian Utsman.

Bahkan, Muawiyah I tidak mau mengakui Ali sebagai khalifah sampai tuntutannya untuk membalas pembunuhan Utsman terselesaikan.

Akibatnya, meletus Perang Jamal atau Perang Unta pada 656, yang sekaligus menandai dimulainya Perang Saudara Islam I.

Perang Saudara Islam I berakhir ketika Khalifah Ali terbunuh oleh golongan Khawarij.

Setelah itu, Hasan bin Ali sebagai putra tertua Ali dibaiat oleh orang-orang Madinah menjadi khalifah selanjutnya.

Hasan bin Ali tidak memerintah dalam waktu lama.

Hanya sekitar tiga bulan setelah dibaiat, ia memilih menyerahkan jabatan sebagai pemimpin kekhalifahan kepada Muawiyah I.

Hal itu dilakukan Hasan dengan tujuan menghindari perang berkepanjangan antarumat Muslim.

Setelah penyerahan kekuasaan itu, umat Muslim bersatu dalam satu kepemimpinan, yaitu kepemimpinan Muawiyah I.

Dengan demikian, periode Khulafaur Rasyidin resmi berakhir dan dimulailah kekuasaan Bani Umayyah pada 661.

Muawiyah I, yang telah berkuasa selama puluhan tahun sebagai Gubernur Suriah, menetapkan Damaskus sebagai pusat pemerintahan kekhalifahannya.

Dalam menjalankan Kekhalifahan Bani Umayyah, Muawiyah I mengganti sistem pengangkatan khalifah, yang sebelumnya menganut sistem pemilihan, menjadi sistem dinasti atau turun-temurun.

Oleh karena itu, ketika Muawiyah I wafat, maka khalifah penggantinya adalah anaknya, Yazid bin Muawiyah.

Pemerintahan Bani Umayyah yang didirikan Muawiyah I di Damaskus bertahan selama 90 tahun, yakni hingga tahun 750.

Ketika pemerintahan Bani Umayyah di Damaskus runtuh akibat Revolusi Abbasiyah, berdiri Kekhalifahan Bani Umayyah di Kordoba, Spanyol, yang bertahan hingga tahun 1031.

Itulah artikel tentang penjelasan secara singkat sejarah pendirian Bani Umayyah di Damaskus.