Melihat Israel Yang Susah Payah Halau Roket-roket Hamas, Perkenalkan Iron Beam Sebagai Pengganti Iron Dome

Moh. Habib Asyhad

Penulis

Sistem pertahanan Israel, Iron Dome, terbukti gagal menghalau roket-roket Hamas. Mereka kini memperkenalkan Iron Beam.

Sistem pertahanan Israel, Iron Dome, terbukti gagal menghalau roket-roket Hamas. Mereka kini memperkenalkan Iron Beam.

Intisari-Online.com - Militer Israel benar-benar dibuat kalang-kabut oleh serangan roket-roket HAMAS.

Bahkan, senjata andalan mereka selama ini, Iron Dome, terbukti gagal menghalau rudal-rudal milik militan yang berbasis di Gaza itu.

Dan karena itulah Israel sekarang memperkenalkan senjata baru, namanya Iron Beam.

Apa itu Iron Beam?

Iron Beam adalah senjata buatan Rafael Advanced Defense Systems.

Senjata ini disebut telah dipakai untuk menjatuhkan roket-roket dari Gaza.

Obyek sasaran Iron Beam bisa dalam radius beberapa ratus meter hingga beberapa puluh kilometer.

Meski begitu, Rafael belum mengungkap jangkauan terjauh Iron Beam.

Mantan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett menyebut Iron Beam sebagai "Tembok Laser".

Bennett menyebutnya sesuai dengan jenis penangkis serangan udara di sistem itu.

Mengutip Kompas.ID, Bennett dan Rafael pernah menyebut, Iron Beam akan dioperasikan pada 2025.

Pada Februari 2023 lalu, tiruan purwarupa Iron Beam ditunjukkan dalam pameran persenjataan dan teknologi di Uni Emirat Arab.

Uzi Rubin, perintis pengembangan pertahanan udara Israel, seperti dilansir The Economist, menyebut,Iron Beam merupakan senjata dengan magasin tidak terbatas.

Tentu sistem itu berbeda dengan Iron Dome yang mengandalkanrudal sebagai penangkis serangan udara.

Oleh sebab itulah ada keterbatasan jumlah rudal dan waktu pengisian ulang rudal di Iron Dome.

Keterbatasan itu menjadi salah satu penyebab arhanud andalan Israel itu kewalahan pada 7 Oktober 2023.

AdapunIron Beam, sistem pertahanan ini menggunakan laser untuk menangkis serangan udara.

Secara teoretik, selama dayanya masih ada, laser akan terus bisa dipakai.

Pakar persenjataan di Hudson Institute Bryan Clark mengatakan,selama ada listrik, laser bisa ditembakkan.

Meski begitu, tidak berarti Iron Beam sudah sempurna betul.

Masih ada beberapa catatan terhadap sistem pertahanan terbaru Israel itu.

Salah satunya, laser butuh daya besar dan jeda pengumpulan energi sebelum dilepaskan ke obyek serangan udara.

Persoalan bertambah jika Iron Beam diletakkan di lokasi yang jauh dari sumber atau jaringan pasokan listrik berdaya tinggi.

Selain Iron Beam, Israel juga menggunakanIron Sting yang dikembangkan Elbit System dalam perang Israel-Hamas 2023 ini.

Elbit dan Direktorat Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan Israel menyiarkan video uji coba Iron Sting.

Dalam laporan pada 22 Oktober 2023, Jerusalem Post mengungkap penggunaan mortar itu di Gaza.

Mortar itu menggunakan laser sebagai pemandu ke sasaran. Salah satu regu IDF, Maglan, disebut memakai mortar itu di Gaza.

Jangkauan terjauhnya 12 kilometer dan bisa menembus tembok beton.

Senjata andalan Israel lainnya adalah pesawat nirawak Heron TP ”Eitan” yang diperkenalkan dalam perang tahun 2007.

Pesawat itu buatan Industri Angkasa Israel (IAI), perusahaan angkasa dan pertahanan serta eksportir terbesar Israel.

Waktu jelajahnya mencapai 40 jam dan bisa membawa hingga empat roket.

Israel mengembangkan roket khusus berisi kepingan-kepingan logam tungsten.

LSM Inggris, Drone Wars UK, dan Defence For Children International menyebut, ribuan anak Palestina tewas atau cedera oleh pesawat dan roket itu.

Pakar kajian perang pada Kings College London, Lawrence Freedman, menyebut Israel menjadikan berbagai perang Gaza sebagai ladang pengujian senjata.

Aneka senjata yang terbukti sukses di Gaza cenderung laris terjual ke sejumlah negara.

Artikel Terkait