Inilah Pengertian Sumber Sejarah Sekunder Berikut Contoh-contohnya

Moh. Habib Asyhad

Penulis

Berdasarkan sifatnya, sumber sejarah dibagi atas sumber sejarah primer, sumber sejarah sekunder, dan sumber sejarah tersier.

Berdasarkan sifatnya, sumber sejarah dibagi atas sumber sejarah primer, sumber sejarah sekunder, dan sumber sejarah tersier.

Intisari-Online.com -Elemen utama dalam penelitian sejarah adalah keberadaan sumber sejarah.

Jangan sekal-kali merangkai cerita sejarah tanpa ada sumber yang bisa dipercaya.

Dalam urusan sumber, dalam ilmu sejarah dikenal sumber sejarah primer dan sumber sejarah sekunder.

Kali ini kita akan membahas apa itu sumber sejarah sekunder dan seperti apa contohnya.

Mengutip Kompas.com, peristiwa pada masa lampau dapat terlacak dari sumber-sumber sejarah yang ditemukan.

Kurangnya sumber sejarah dapat berdampak besar pada keabsahan sebuah peristiwa sejarah.

Berdasarkan sifatnya, sumber sejarah dibagi atas sumber sejarah primer, sumber sekunder, dan sumber tersier.

Apa yang dimaksud sumber sejarah sekunder dan apa contohnya?

Apa itu sumber sejarah sekunder?

Kata sekunder dapat diartikan sebagai kedua atau sesuatu yang tidak utama.

Sumber sekunder adalah sumber sejarah tertulis, lisan, atau audiovisual yang tidak sezaman dengan suatu peristiwa sejarah.

Ada pula yang mengartikan sumber sejarah sekunder sebagai kesaksian dari siapa pun yang tidak hadir pada peristiwa yang dikisahkannya, atau buku-buku, surat kabar, maupun dokumen yang tidak sezaman dengan suatu kejadian sejarah.

Dengan kata lain, sumber sekunder merupakan sumber yang tidak sezaman dan tidak berada satu lokasi dengan sebuah peristiwa sejarah.

Apa saja contoh sumber sekunder?

Beberapa contoh sumber sejarah sekunder, di antaranya:

- Ulasan buku

- Artikel ilmiah

- Ulasan literatur

- Hikayat yang dibuat bertahun-tahun setelah peristiwa sejarah terjadi

Salah satu contoh sumber sejarah sekunder adalah Hikayat Raja-Raja Pasai, sebuah karya dalam bahasa Melayu yang berisi tentang kehidupan Kerajaan Samudera Pasai.

Menurut para ahli, sastra sejarah ini diperkirakan ditulis dari zaman Sultan Malik al-Saleh (1267) hingga sebelum 1524, sebelum Samudera Pasai ditaklukkan oleh Kerajaan Aceh.

Meski dijadikan sumber sejarah yang penting bagi Kerajaan Samudera Pasai, tetapi hikayat ini bukan sebuah teks sejarah murni, karena isinya telah dibumbui dengan unsur-unsur mitos dan legenda.

Artikel Terkait