Gempa Bumi M5,1 di Sumbawa 7 November 2023, Bagaimana Lempeng Indo-Australia Mempengaruhi Aktivitas Seismik di Indonesia?

Afif Khoirul M

Penulis

Ilustrasi - Gempa bumi guncang Sumbawa Barat.

Intisari-online.com -Indonesia merupakan negara yang terletak di pertemuan tiga lempeng tektonik utama, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Indo-Australia.

Pergerakan dan interaksi antara lempeng-lempeng ini menyebabkan Indonesia menjadi wilayah yang rawan gempa bumi, gunung berapi, dan tsunami.

Salah satu gempa bumi yang terjadi baru-baru ini adalah gempa bumi dengan magnitudo 5,1 yang mengguncang wilayah Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, pada hari Selasa, 7 November 2023, pukul 12.36 WIB.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia.

Lempeng Indo-Australia adalah nama untuk dua lempeng tektonik yang mencakup benua Australia dan samudra di sekelilingnya yang memanjang ke barat laut sampai termasuk anak benua India dan perairan di sekelilingnya.

Lempeng ini terbagi atas dua lempeng sepanjang perbatasan yang kurang aktif: lempeng Australia dan lempeng India yang lebih kecil.

Lempeng Indo-Australia bergerak ke arah utara dengan kecepatan sekitar 6-7 cm per tahun, dan bertabrakan dengan lempeng Eurasia.

Akibatnya, lempeng Indo-Australia terpecah menjadi beberapa lempeng kecil, seperti lempeng Sunda, lempeng Timor, lempeng Banda, dan lempeng Burma.

Lempeng-lempeng ini saling berinteraksi dan menyebabkan gempa bumi, gunung berapi, dan tsunami di wilayah Indonesia.

Gempa bumi yang terjadi di Sumbawa pada tanggal 7 November 2023 berpusat di kedalaman 10 km di bawah permukaan laut, dengan jarak 132 km arah barat daya Kodi, Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust), yang berarti terjadi penekanan antara lempeng-lempeng yang saling mendekat.

Baca Juga: Innalillahi wa Innalillahi Rojiun, Gempa Bumi M 6,4 Rengut Nyawa 128 Orang di Nepal, Begini Sejarah Gempa di Wilayah Itu

Gempa bumi ini menimbulkan guncangan di daerah Plampang, Empang, Tarano, Sumbawa dengan skala intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).

Hingga saat ini, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.

Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.

Gempa bumi di Sumbawa merupakan salah satu contoh dari dampak pergerakan lempeng Indo-Australia terhadap aktivitas seismik di Indonesia.

Lempeng ini juga berpengaruh terhadap pembentukan pegunungan Himalaya dan Hindu Kush di bagian utara, serta pegunungan di Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua di bagian selatan.

Lempeng ini juga menyebabkan terjadinya gempa bumi besar di Aceh pada tahun 2004 dan 2012, yang memicu tsunami yang meluluhlantakkan pesisir barat Sumatra.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami fenomena geologi yang terjadi di Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan lempeng tektonik.

Dengan mengetahui penyebab, karakteristik, dan dampak dari gempa bumi, kita dapat lebih siap menghadapi bencana alam yang sewaktu-waktu dapat terjadi.

Selain itu, kita juga dapat mengapresiasi kekayaan dan keindahan alam Indonesia yang merupakan hasil dari proses geologi yang berlangsung selama jutaan tahun.

Artikel Terkait