Find Us On Social Media :

Jadi Slogan Dukungan Untuk Palestina, Apa Arti From The River To The Sea?

By Moh. Habib Asyhad, Senin, 6 November 2023 | 15:17 WIB

Selain ikon semangka, slogan

Selain ikon semangka, slogan "from the river to the sea" juga menghiasi media sosial sebagai dukungan terhadap Palestina. Apa artinya?

Intisari-Online.com - Selain ikon semangka, yang juga marak seiring dengan naiknya serangan Israel ke Palestina adalah slogan "From the River to the Sea".

Apa arti slogan tersebut?

Sloga itu lengkapnya adalah "from the river to the sea, Palestina wil be free".

Slogan itu ramai digunakan untuk menyampaikan dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina.

Secara harafiah, slogan itu berarti "Dari sungai hingga laut, Palestina akan merdeka".

Tak hanya di media sosial, kalimat tersebut diucapkan dalam pidato-pidato dukungan bahkan poster-poster demonstrasi.

Kalimat "from the river to the sea" memiliki sejarah panjang sebelum digunakan untuk mendukung Palestina tahun ini.

Arti slogan "from the river to the sea"

Kalimat "from the river to the sea, Palestine will be free" merupakan penggalan slogan yang populer di Palestina sejak 1960-an.

Menurut The Guardian (31/10/2023), slogan ini mengacu kepada wilahyah negara Palestina yang berada di antara Sungai Yordan di sebelah timur Tepi Barat hingga Laut Mediterania di sebelah barat.

Sungai Yordan berbatasan dengan wilayah yang saat ini ditempati Israel.

Seiring waktu, pendukung Israel seperti Menteri Dalam Negeri Inggris Suella Braverman menganggap slogan tersebut bermakna sebagai semangat genosida terhadap Israel.

Menurut Yousef Munayyer seorang penulis keturunan Palestina-Amerika, frasa tersebut tidak berhubungan dengan genosida atau upaya menghancurkan Israel.

Sebaliknya, kalimat ini berarti keinginan warga Palestina untuk hidup di tanah mereka sebagai warga negara yang bebas dan setara.

Juga tidak didominasi oleh orang lain atau mendominasi mereka.

Sejarah awal wilayah Palestina terbagi dua

Memahami slogan "from the river to the sea" tidak terlepas dari sejarah wilayah negara Palestina terbagi menjadi dua dan ditempati oleh Israel.

Dikutip dari Dawn (28/10/2023), Kerajaan Inggris yang menjajah Palestina mengakhiri masa penjajahannya pada 1940-an.

Namun setelah itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membuat perjanjian akan membagi wilayah Palestina menjadi dua, sebagian ditempati warga asli dan sebagian menjadi negara bagi penganut agama Yahudi bernama Israel.

Perjanjian ini ditentang oleh negara-negara Arab.

Hal ini kemudian memicu peristiwa Nakba berupa perang besar pada 1948 yang dilakukan oleh Israel ke Palestina.

Akibat Peristiwa Nakba, lebih dari 700.000 warga Palestina mengungsi secara permanen dari wilayah yang ditempati Israel.

Negara Yahudi itu lalu mendeklarasikan diri sebagai negara terpisah.

Pada 1964, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dibentuk dengan tujuan mewakili rakyat Palestina dan aspirasi nasionalnya terhadap situasi tersebut.

Kemunculan slogan "from the river to the sea"

Dikutip dari Voice Wales (26/10/2023), pada akhir 1960-an, PLO memiliki gagasan menciptakan kehidupan yang berdampingan antara Palestina dan Israel dalam satu negara yang sama dan setiap warga berkedudukan setara.

Pada tahun tersebut, muncullah slogan "from the river to the sea, Palestine will be free".

Slogan tersebut terutama banyak digunakan selama Perang Enam Hari pada 1967.

Diberitakan Kompas.com (6/6/2022), Perang Enam Hari terjadi pada 5-10 Juni 1967 antara Israel dengan Mesir, Yordania, dan Suriah.

Perang tersebut terjadi karena sejumlah negara tidak menerima pendirian Israel di Palestina.

Namun, peperangan itu berakhir dengan kemenangan Israel berkat ditengahi oleh PBB.

Pada 1974, pemimpin PLO Yasser Arafat menyampaikan pidato di depan Majelis Umum PBB yang berisi ide penggabungan Palestina dan Israel dalam demokrasi "from the river to the sea".

Sayangnya, gagasan mengenai Palestina-Israel menjadi satu negara hanya mendapat sedikit tanggapan dari kalangan Yahudi Israel.

Israel dan negara-negara Barat menyalahartikan gagasan tersebut sebagai seruan untuk melakukan genosida dan "mendorong orang-orang Yahudi ke laut".

Gagasan penyatuan Israel dan Palestina tidak terlaksana.

PLO pada 1988 terpaksa menerima pembagian dua negara dan menerima terbentuknya Israel.

Dilansir dari The Atlanta Journal Constitution (28/10/2023), pada Desember 2012, slogan "from the river to the sea" kembali muncul.

Pemimpin Hamas Khaled Mashaal menggunakan slogan tersebut dalam pidatonya memperingati hari jadi kelompok tersebut yang ke-25.

“Negara akan bangkit dari perlawanan, bukan negosiasi. Pembebasan dulu, baru kenegaraan. Palestina adalah milik kita mulai dari sungai hingga laut dan dari selatan hingga utara," ujar dia