Akankah Perang Berakhir pada Agustus 1945 Seandainya Amerika Serikat Tidak Jatuhkan Bom Atom?

Ade S

Penulis

Ilustrasi. Akankah perang berakhir pada bulan Agustus 1945 seandainya Amerika Serikat tidak menjatuhkan bom atom? Berikut ini ulasannya.

Intisari-Online.com -Salah satu momen krusial dalam perang ini adalah pengeboman atom Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat pada 6 dan 9 Agustus 1945.

Namun, apa yang akan terjadi jika Amerika Serikat tidak menjatuhkan bom atom tersebut?

Akankah perang berakhir pada bulan Agustus 1945 seandainya Amerika Serikat tidak menjatuhkan bom atom?

Dalam artikel ini, kita akan mencoba menjawab pertanyaan ini dengan melihat beberapa kemungkinan skenario yang bisa terjadi.

Sejarah singkat Bom Hiroshima - Nagasaki

Pada 6 Agustus 1945, bom atom dijatuhkan di Hiroshima - Nagasaki jatuh Amerika Serikat.

Dilansir dari Kompas.com, peristiwa ini terkait dengan upaya Sekutu untuk mengakhiri Perang Dunia II dengan cara memaksa Jepang menyerah tanpa syarat.

Sekutu terdiri dari negara-negara seperti Inggris, Perancis, Uni Soviet, China, dan Amerika Serikat.

Pada bulan Juli 1945, Amerika Serikat berhasil mengembangkan senjata nuklir melalui program yang disebut “Manhattan Project”. Program ini melakukan uji coba bom atom pertama di Gurun New Mexico.

Sesuai dengan perjanjian Quebec, Sekutu sepakat untuk menggunakan senjata nuklir tersebut untuk menghentikan perlawanan Jepang dalam Perang Dunia II.

Baca Juga: Bagaimana Seandainya Amerika Serikat Tidak Menjatuhkan Bom di Hiroshima dan Nagasaki?

Menurut laman Kebudayaan Kemdikbud, bom atom pertama dijatuhkan oleh Amerika Serikat di Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945. Tiga hari kemudian, Sekutu kembali menjatuhkan bom atom di Nagasaki.

Akibat dari pengeboman atom Hiroshima dan Nagasaki sangat mengerikan. Lebih dari 200.000 orang Jepang meninggal dunia.

Mayoritas korban adalah warga sipil. Ini adalah satu-satunya kali dalam sejarah di mana senjata nuklir digunakan dalam peperangan.

Rincian korban jiwa adalah sebagai berikut: sekitar 140.000 orang di Hiroshima dan sekitar 74.000 orang di Nagasaki tewas karena bom atom Hiroshima dan Nagasaki. Selain itu, sekitar 70% bangunan di Hiroshima hancur.

Bom atom yang meledak di kedua kota itu menghasilkan awan berbentuk kubah jamur setinggi 13 kilometer.

Awan ini kemudian disusul oleh gelombang panas yang menyebabkan kebakaran dan hujan abu yang menimpa seluruh kota.

Akhirnya, pada tanggal 14 Agustus 1945, Jepang tidak punya pilihan lain selain menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.

Dokumen penyerahan tersebut ditandatangani pada tanggal 2 September 1945 di atas kapal perang USS Misssouri yang berada di Teluk Tokyo.

Akankah perang berakhir pada bulan Agustus 1945 seandainya peristiwa tersebut tidak terjadi?

Ada banyak faktor yang mempengaruhi akhir dari Perang Dunia II, dan tidak ada yang bisa memastikan apa yang akan terjadi jika Amerika Serikat tidak menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.

Namun, berdasarkan artikel di atas,ada beberapa kemungkinan skenario yang bisa terjadi:

Baca Juga: Simak Alasan Mengapa Jepang Menyerah Tanpa Syarat kepada Sekutu

Skenario pertama

Jepang tetap bertahan dan perang berlanjut. Dalam skenario ini, Amerika Serikat dan Sekutu akan terus melakukan serangan udara, laut, dan darat terhadap Jepang.

Mereka juga akan memblokade pulau-pulau Jepang untuk mencegah pasokan makanan, bahan bakar, dan senjata. Jepang akan menghadapi kelaparan, kekurangan sumber daya, dan kerusakan infrastruktur.

amun, Jepang masih memiliki semangat perlawanan yang tinggi dan bersedia berkorban demi kaisar dan negara. Mereka juga memiliki pasukan khusus yang disebut kamikaze, yaitu pilot yang sengaja menabrakkan pesawatnya ke kapal-kapal Sekutu.

Jika perang berlanjut dengan cara ini, korban jiwa akan semakin banyak dari kedua belah pihak, dan perang mungkin baru berakhir setelah Jepang benar-benar hancur atau kaisarnya tewas.

Skenario kedua

Jepang mencari jalan damai dengan syarat tertentu. Dalam skenario ini, Jepang menyadari bahwa mereka tidak bisa menang melawan Sekutu, tetapi mereka juga tidak mau menyerah tanpa syarat.

Mereka akan mencoba bernegosiasi dengan Sekutu untuk mendapatkan syarat-syarat yang lebih menguntungkan bagi mereka.

Misalnya, mereka akan meminta agar kaisar tetap menjadi simbol kekuasaan di Jepang, agar tidak ada penempatan pasukan Sekutu di wilayah Jepang, atau agar tidak ada pengadilan terhadap para pemimpin perang Jepang.

Namun, kemungkinan besar Sekutu tidak akan menerima syarat-syarat ini, karena mereka menginginkan penyerahan total dan tanpa syarat dari Jepang. Jika negosiasi gagal, perang akan kembali berlanjut seperti skenario pertama.

Skenario ketiga

Uni Soviet ikut campur dalam perang melawan Jepang. Dalam skenario ini, Uni Soviet akan memenuhi janjinya untuk membantu Sekutu dalam perang melawan Jepang setelah Jerman menyerah pada Mei 1945.

Uni Soviet akan menyerbu Manchuria, Korea, dan pulau-pulau utara Jepang dengan pasukan besar-besaran. Serangan ini akan memberikan tekanan tambahan bagi Jepang, yang sudah terdesak oleh Sekutu dari arah selatan dan timur.

Jepang akan menghadapi ancaman komunisme dari Uni Soviet, yang bisa mengancam keberadaan kaisar dan sistem politik di Jepang.

Jika Uni Soviet ikut campur dalam perang melawan Jepang, kemungkinan besar Jepang akan lebih cepat menyerah kepada Sekutu daripada melanjutkan perlawanan yang sia-sia.

Dari ketiga skenario di atas, skenario ketiga adalah yang paling mungkin terjadi jika Amerika Serikat tidak menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.

Uni Soviet memang sudah mulai menyerbu Manchuria pada 9 Agustus 1945, hanya tiga hari setelah bom atom pertama dijatuhkan di Hiroshima.

Serangan ini disebut sebagai Operasi August Storm, dan berhasil mengalahkan pasukan Jepang dalam waktu kurang dari dua minggu.

Serangan ini juga mempengaruhi keputusan Jepang untuk menyerah kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945.

Oleh karena itu, jika bom atom tidak digunakan oleh Amerika Serikat, perang masih bisa berakhir pada bulan Agustus 1945 dengan bantuan Uni Soviet.

Dari pembahasan di atas, kita bisa melihat bahwa tidak ada jawaban pasti untuk pertanyaan akankah perang berakhir pada bulan Agustus 1945 seandainya Amerika Serikat tidak menjatuhkan bom atom? Ada banyak faktor yang mempengaruhi akhir dari Perang Dunia II, dan tidak ada yang bisa memastikan apa yang akan terjadi jika sejarah berjalan dengan cara yang berbeda.

Baca Juga: Mengapa pada Awalnya Sebagian Rakyat Indonesia Menyambut Gembira Kedatangan Jepang?

Artikel Terkait