Penulis
Intisari-online.com - Sulawesi merupakan salah satu pulau di Indonesia yang memiliki sejarah panjang dalam perkembangan Islam.
Sejak abad ke-13 hingga ke-17, terdapat beberapa kerajaan Islam yang berdiri dan berkembang di Sulawesi, antara lain Gowa-Tallo, Bone, dan Buton.
Ketiga kerajaan ini memiliki peranan penting dalam penyebaran Islam di Sulawesi maupun di wilayah lainnya.
Salah satu faktor yang mempengaruhi penyebaran Islam di Sulawesi adalah peranan ulama atau tokoh agama yang berdakwah dan mengajarkan ajaran Islam kepada masyarakat.
Kerajaan Gowa-Tallo adalah kerajaan Islam pertama yang berdiri di Sulawesi Selatan pada abad ke-16.
Kerajaan ini merupakan gabungan dari dua kerajaan sebelumnya, yaitu Gowa dan Tallo.
Kerajaan Gowa-Tallo menerima Islam pada tahun 1605 Masehi melalui pengaruh ulama dari Aceh dan Minangkabau.
Ulama-ulama ini datang ke Sulawesi Selatan untuk berdagang dan menyebarkan Islam.
Beberapa nama ulama yang berperan dalam penyebaran Islam di Gowa-Tallo adalah Datuk Ri Bandang, Datuk Ri Tiro, Datuk Patimang, Datuk Ribandang, dan Datuk Sulaeman.
Ulama-ulama ini mengajarkan ajaran Islam kepada raja-raja dan bangsawan Gowa-Tallo serta masyarakat umum.
Mereka juga membantu membangun masjid-masjid dan pesantren-pesantren sebagai pusat pendidikan dan ibadah.
Baca Juga: Mengenal Kerajaan Siak, Kerajaan Islam yang Berdiri di Pesisir Timur Sumatera
Kerajaan Bone adalah kerajaan Islam yang berdiri di Sulawesi Selatan pada abad ke-17.
Kerajaan ini merupakan salah satu kerajaan bawahan dari Gowa-Tallo.
Kerajaan Bone menerima Islam pada tahun 1611 Masehi melalui pengaruh ulama dari Gowa-Tallo.
Ulama-ulama ini datang ke Bone untuk mengajarkan Islam kepada raja-raja dan bangsawan Bone serta masyarakat umum.
Beberapa nama ulama yang berperan dalam penyebaran Islam di Bone adalah Arung Palakka, Arung Pitue, Arung Bontoala, Arung Loe Ri Sidenreng, Arung Loe Ri Wajo, dan Arung Loe Ri Soppeng.
Ulama-ulama ini mengajarkan ajaran Islam dengan menggunakan bahasa Bugis sebagai bahasa pengantar.
Mereka juga membantu membangun masjid-masjid dan pesantren-pesantren sebagai pusat pendidikan dan ibadah.
Kerajaan Buton adalah kerajaan Islam yang berdiri di Sulawesi Tenggara pada abad ke-16.
Kerajaan ini merupakan salah satu kerajaan maritim yang memiliki hubungan dagang dengan berbagai wilayah di Nusantara maupun di luar Nusantara.
Kerajaan Buton menerima Islam pada tahun 1540 Masehi melalui pengaruh ulama dari Malaka.
Ulama-ulama ini datang ke Buton untuk berdagang dan menyebarkan Islam.
Baca Juga: Kerajaan Sukadana, Kerajaan Islam yang Berdiri di Tepi Sungai Kayong
Beberapa nama ulama yang berperan dalam penyebaran Islam di Buton adalah Syekh Yusuf Al-Makassari, Syekh Abdul Rauf Al-Singkili, Syekh Nuruddin Al-Raniri, Syekh Hamzah Fansuri, Syekh Abdurrahman As-Sinkili, dan Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari.
Ulama-ulama ini mengajarkan ajaran Islam kepada raja-raja dan bangsawan Buton serta masyarakat umum.
Mereka juga membantu membangun masjid-masjid dan pesantren-pesantren sebagai pusat pendidikan dan ibadah.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa peranan ulama dalam penyebaran Islam di Sulawesi sangatlah besar.
Ulama-ulama ini tidak hanya menyampaikan ajaran Islam secara lisan, tetapi juga secara tulisan.
Mereka menulis berbagai karya sastra dan ilmiah yang berkaitan dengan Islam, seperti kitab-kitab fiqih, tasawuf, tafsir, sejarah, dan lain-lain.
Karya-karya ulama ini menjadi sumber rujukan bagi generasi selanjutnya dalam mempelajari dan memahami Islam.
Ulama-ulama ini juga menjadi teladan bagi masyarakat dalam berakhlak dan bermoral sesuai dengan ajaran Islam.
Ulama-ulama ini juga menjadi pemimpin dan penasihat bagi raja-raja dan bangsawan dalam mengatur urusan pemerintahan dan kemasyarakatan.
Dengan demikian, ulama-ulama ini memberikan kontribusi yang signifikan dalam membentuk identitas dan karakter bangsa Indonesia sebagai bangsa yang beragama Islam.