Find Us On Social Media :

Perjanjian Sultan Abdul Rahman dan Belanda, Langkah Strategis Memperkuat Posisi Kesultanan Siak Sri Indrapura Pasca Traktat London 1824

By Afif Khoirul M, Senin, 23 Oktober 2023 | 18:30 WIB

Kesultanan Siak Sri Indrapura

Intisari-online.com - Kesultanan Siak Sri Indrapura adalah salah satu kerajaan Melayu yang berdiri di Sumatera sejak abad ke-16.

Kesultanan ini menguasai wilayah yang strategis di pesisir timur Sumatera, termasuk pelabuhan-pelabuhan penting seperti Siak, Bengkalis, dan Rupat.

Kesultanan ini juga memiliki hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara, seperti Aceh, Johor, dan Mataram.

Pada awal abad ke-19, Kesultanan Siak Sri Indrapura menghadapi tantangan besar dari dua kekuatan kolonial Eropa, yaitu Inggris dan Belanda.

Kedua negara ini bersaing untuk menguasai perdagangan dan sumber daya di Asia Tenggara, termasuk di wilayah Kesultanan Siak Sri Indrapura.

Pada tahun 1819, Inggris mendirikan koloni baru di Singapura, yang menjadi ancaman bagi kepentingan Belanda di Selat Malaka.

Untuk menyelesaikan persaingan ini, Inggris dan Belanda menandatangani Perjanjian London atau Traktat London pada tahun 1824⁶.

Perjanjian ini membagi wilayah pengaruh kedua negara di Asia Tenggara.

Secara umum, Inggris mendapatkan wilayah di Semenanjung Malaya dan Singapura, sedangkan Belanda mendapatkan wilayah di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan sebagian Sulawesi.

Perjanjian ini juga mempengaruhi nasib Kesultanan Siak Sri Indrapura, yang secara resmi menjadi bagian dari wilayah Belanda.

Namun, perjanjian ini tidak berarti bahwa Kesultanan Siak Sri Indrapura langsung tunduk kepada Belanda.

Kesultanan ini masih memiliki otonomi dalam urusan dalam negeri, asalkan tidak bertentangan dengan kepentingan Belanda.