Penulis
Jika menjadi Menteri Pendidikan, Maudy Ayunda mengaku akan menghapus soal pilihan ganda. Soal jenis ini ternyata punya kelebihan juga kekurangan.
Intisari-Online.com -Maudy Ayunda kembali menjadi sorotan, kali ini terkait sistem pendidikan.
Dalam salah satu kanal YouTube, wanita yang pernah kuliah di Stanford University itu mengaku akan menghapus soal pilihan ganda jika kelak jadi Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan (Mendikbud).
"Aku pasti akan mengubah, satu, assessment (evaluasi pendidikan)," ujar Maudy Ayunda dikutip dari YouTube short Felicia Tjiasaka.
Menurutnya, menerapkan assessment dalam bentuk open ended question akan jauh lebih baik dibanding dengan soal pilihan ganda.
"Kalau assessment-nya itu open ended question dan bukan multiple choice, pasti murid juga belajarnya beda," ucap Maudy.
"Guru juga ngajarnya beda, dan akhirnya yang di-grading critical thinking dan analyzing (yang dinilai berpikir kritis dan analisis) dibandingin sama memorization (menghapal)," jelasnya.
Dengan mengubah bentuk assessment menjadi open ended question, menurut Maudy itu akan memberi banyak perubahan.
Bukan hanya berpengaruh bagi siswa ataupun guru, tapi juga orangtua siswa.
"Karena assessment itu filtering through (menyaring), akhirnya mempengaruhi cara guru mengajar," tutur Maudy.
"Cara siswa belajar, cara orangtua memberi motivasi anak mereka," lanjutnya.
Terlepas dari keinginannya itu, ada hal yang jauh lebih besar ingin Maudy capai seandainya dia menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
"Tapi di luar itu, misi terbesar aku adalah pengin membangun budaya cinta belajar aja di Indonesia," ucap Maudy.
Terdengar sederhana memang, tapi menurutnya dari hal sederhana itu bisa memberi pengaruh yang besar dalam dunia pendidikan.
"Jadi, sesuatu yang kecil menurutku bisa revolusioner," ujar Maudy Ayunda.
"Tentunya akan ada banyak lainnya, maksudnya, pendidikan enggak cuma itu," imbuh Maudy.
Kelebihan dan kekurangan soal pilihan ganda
Mengutip Blog.unnes.ac.id, ini kelebihan dan kekurangan soal pilihan ganda:
kelebihan
1. Mudah koreksinya2. Waktu koreksi lebih cepat
3. Mengcover materi lebih luas4. Mudah dianalisis
5. Dapat menjangkau lebih banyak materi/ kompetensi yang akan diukur6. Lebih efisien dalam menilai
7. Dapat mengkover materi yang lebih luas/dapat mencakup hampir seluruh SK, KD8. Mudah dianalisis butir soalnya dengan software tertentu
9. Jawaban yang benar hanya satu10. Siswa lebih mudah mengerjakan
11. Penyelesaian soal lebih sederhana12. Mudah dibuat online
13. Soal dapat disusun bervariasi berdasarkan indikator yang sama14. Bisa dijawab dalam waktu singkat
kelemahan
1. Membuat soal memerlukan waktu yang lama2. Sulit membuat pengecoh
3. Lebih bersifat subjektif (siswa menjawab bersifat tebak-tebakan)4. Tidak dapat mengetahui proses/langkah-langkah siswa dalam menyelesaikan soal
5. Memungkinkan jawab spekulasi6. Memungkinkan adanya kebocoran yang mudah
7. Mudah ditebak jawabannya oleh siswa8. Rawan bocor apabila hanya membuat 1 set soal untuk kelas parallel
9. Kesulitan menulis/membuat soal untuk analisis dan sintesis10. Memerlukan banyak biaya karena membutuhkan kertas penggandaan yang lebih banyak
11. Hasil skor yang tinggi belum tentu dari kemampuan sebenarnya (betul jawaban karena kebetulan)