Innalillah, Banjir Bandang Di Libya Sebabkan 5.200 Orang Tewas, 10 Ribu Hilang, Dan 20 Ribu Mengungsi

Moh. Habib Asyhad

Penulis

Banjir bandang disebabkan bendungan jebol di Libya sebabkan lebih dari 5.000 orang tewas dan puluhan ribu lainnya hilang dan mengungsi.

Banjir bandang disebabkan bendungan jebol di Libya sebabkan lebih dari 5.000 orang tewas dan puluhan ribu lainnya hilang dan mengungsi.

Intisari-Online.com -Libya sedang berduka.

Banjir bandang karena bendungan jebol telah menyebabkan 5.000 orang tewas, 10 ribu orang hilang, dan 20 ribu lainnya mengungsi.

Tak hanya satu, ada dua bendungan yang jebol di Kota Derna, disebabkan hujan yang lebat di wilayah itu.

Banjir menghancurkan sebagian besar kota dan membawa apa-apanya ke laut.

Libya merupakan negara di Afrika Utara yang terpecah belah akibat perang.

Mereka tidak siap menghadapi badai Dainel yang menyapu Laut Mediterania dan menghancurkan garis pantaianya.

Negara ini dikelola oleh dua pemerintahan yang bersaing, sehingga mempersulit upaya penyelamatan dan bantuan.

Infrastrukturnya pun tidak terpeliharan dengan baik setelah lebih dari satu dekati terjadi kekacauan politik.

Di Kota Derna saja, sedikitnya 5.200 orang tewas.

Hal itu diungkap oleh Tarek al-Kharraz, Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Pemerintah yang mengawasi Libya timur, menurut stasiun televisi Libya al-Masar pada Selasa (12/9/2023).

Sedangkan 20.000 orang dilaporkan telah mengungsi dan ribuan orang lainnya hialng.

Dengan ini, jumlah korban tewas dikhawatirkan akan meningat dalam beberapa hari mendatang.

Banjir Libya tersebut merobohkan bangunan, menenggelamkan kendaraan dan memblokir jalan, sehingga menghambat akses ke daerah yang paling terkena dampak.

"Mayat-matyat tergeletak di mana-mana, di laut, lembah, dan bawah bangunan," kata Hichem Abu Chkiouat, Menteri Penerbangan Sipil di Pemerintahan yang mengusasai wilayah timur, setelah mengunjungi Derna.

Derna adalah kota berpenduduk sekitar 125.000 jiwa.

“Saya tidak meleibuh-lebihkan ketika saya mengatakan bahwa 25 persen kota telah hilang,” tambahnya, sebagaimana dikutip dari Times of India pada Rabu (13/9/2023).

Kota-kota lain di wilayah timur, termasuk kota terbesar kedua di Libya, Benghazi, juga dilanda badai tersebut.

Tamer Ramadan, Ketua delegasi Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, memperingatkan jumlah korban tewas akan sangat besar.

“Kami dapat mengonfirmasi dari sumber informasi indepeneden bkami bahwasejuah ini jumlah orang hilang mencapai 10.000 orang," kata dia kepada wartawan melalui tautan video.

Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB mengatakan tim tanggap darurat telah dikerahkan untuk membantu di lapangan.

Ketika Turkiye dan negara-negara lain mengalirkan bantuan ke Libya, termasuk kendaraan pencarian dan penyelamatan, kapal penyelamat, generator dan makanan, warga Derna yang putus asa bergegas pulang untuk mencari orang-orang yang mereka cintai.

Artikel Terkait