Penulis
Intisari-online.com - Nikel adalah salah satu komoditas mineral yang sangat penting bagi perkembangan industri modern, khususnya untuk pembuatan baterai dan kendaraan listrik.
Nikel memiliki sifat yang tahan karat, kuat, dan mudah dibentuk menjadi berbagai produk.
Nikel juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi, karena permintaannya terus meningkat seiring dengan pertumbuhan pasar global.
Indonesia adalah negara penghasil nikel terbesar di dunia, dengan cadangan nikel mencapai 72 juta ton atau sekitar 52% dari total cadangan dunia.
Indonesia juga berkontribusi sebesar 48% dari total produksi nikel dunia pada tahun 2019.
Salah satu pulau di Indonesia yang memiliki potensi nikel yang sangat besar adalah Sulawesi.
Sulawesi merupakan pulau terbesar keempat di Indonesia, dengan luas wilayah mencapai 174.600 km2.
Sulawesi memiliki kekayaan alam yang luar biasa, termasuk sumber daya mineral seperti nikel, emas, tembaga, bauksit, dan lain-lain.
Menurut data Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), cadangan nikel di Sulawesi mencapai 65 juta ton atau sekitar 90% dari total cadangan nikel di Indonesia.
Baca Juga: Punya Cadangan Nikel Terbanyak di Dunia, Indonesia Diramalkan Bisa Jadi Negara Seperti Arab Saudi
Nikel di Sulawesi tersebar di beberapa provinsi, seperti Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Gorontalo.
Beberapa daerah penghasil nikel terbesar di Sulawesi antara lain adalah Kolaka, Morowali, Luwu Timur, Konawe Utara, dan Bone Bolango.
Di daerah-daerah ini, terdapat banyak perusahaan tambang nikel yang beroperasi, baik yang berstatus Kontrak Karya (KK), Izin Usaha Pertambangan (IUP), maupun Izin Usaha Industri (IUI).
Salah satu perusahaan tambang nikel terbesar di Sulawesi adalah PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale), yang merupakan anak perusahaan dari Vale SA, perusahaan pertambangan multinasional asal Brasil.
PT Vale beroperasi di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, sejak tahun 1968.
PT Vale memiliki fasilitas pengolahan nikel berbasis pirometalurgi dengan kapasitas produksi sekitar 80.000 ton nikel per tahun.
Selain itu, PT Vale juga sedang membangun dua proyek smelter nikel baru di Sulawesi, yaitu di Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, dan Pomala, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Proyek smelter di Bahodopi akan menggunakan teknologi Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) dengan kapasitas produksi sekitar 73.000 ton nikel per tahun.
Proyek smelter di Pomala akan menggunakan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) dengan kapasitas produksi sekitar 40.000 ton nikel per tahun.
Proyek-proyek smelter nikel ini merupakan bagian dari komitmen PT Vale untuk mendukung kebijakan pemerintah Indonesia yang mendorong hilirisasi industri pertambangan.
Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas mineral, mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah, dan mendorong pengembangan industri padat karya dan teknologi.
Baca Juga: Alasan Nikel Indonesia Bisa Menjadi Kunci Perdamaian di Indo-Pasifik? Ini Penjelasan Wamenlu RI
Selain PT Vale, masih banyak perusahaan tambang nikel lainnya yang berinvestasi di Sulawesi, baik dari dalam maupun luar negeri. Beberapa contoh perusahaan tersebut adalah PT Aneka Tambang Tbk (Antam), PT Bintangdelapan Mineral, PT Ceria Nugraha Indotama (CNI), PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia, PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), dan lain-lain.
Menurut data Kementerian ESDM, investasi untuk pembangunan smelter nikel di Indonesia pada tahun 2023 diperkirakan mencapai US$ 8 miliar atau sekitar Rp 121,5 triliun.
Dari jumlah tersebut, sebagian besar berasal dari investasi di Sulawesi, mengingat pulau ini memiliki cadangan dan produksi nikel terbesar di Indonesia.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Sulawesi adalah pulau penghasil nikel terbesar di Indonesia yang menjadi magnet investasi pertambangan.
Potensi nikel di Sulawesi tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi daerah dan nasional, tetapi juga memberikan peluang bagi pengembangan industri hilir, khususnya industri baterai dan kendaraan listrik.
Nikel di Sulawesi menjadi salah satu sumber daya alam strategis Indonesia yang mendukung transisi energi baru terbarukan.