Find Us On Social Media :

Mappalette Bola, Tradisi Pindah Rumah Masyarakat Suku Bugis Di Sulawesi Selatan

By Moh. Habib Asyhad, Selasa, 22 Agustus 2023 | 12:59 WIB

Mappalette Bola, tradisi pindah rumah masyarakat Suku Bugis di Sulawesi Selatan.

Mappalette Bola, tradisi pindah rumah masyarakat Suku Bugis di Sulawesi Selatan.

Intisari-Online.com - Bagi masyarakat Suku Bugis di Sulawesi Selatan, pindah rumah tak sekadar boyongan dari rumah satu ke rumah yang lain.

Pindah rumah bagi mereka artinya pindah yang sebenar-benarnya.

Mereka memindahkan rumah, berupa bangunan rumah, dan barang-barang.

Tradisi pindah rumah masyarakat Suku Bugis dikenal dengan Mappalette Bola.

Tradisi Mappalette Bola dilakukan jika pemilik rumah ingin pindah dan menjual rumahnya tetapi tidak dengan tanahnya.

Tradisi Mappalette Bola untuk Rumah Adat Rumah yang dipindahkan biasanya berupa rumah adat panggung yang terbuat dari kayu yang merupakan ciri khas masyarakat Sulawesi.

Kerangka rumah biasanya menggunakan tiang dan balok yang dirangkai tanpa menggunakan paku.

Umumnya, bentuk bangunan persegi empat yang dibuat memanjang ke arah belakang.

Tiang-tiang rumah, ada yang ditancapkan ke dalam tanah dan ada yang diletakkan di atas batu dengan kesimbangan.

Sebelum rumah dipindahkan, perabotan rumah tangga, seperti lemari maupun barang pecah belah yang terdapay di dalam rumah harus dikeluarkan, untuk menghindari kerusakan.

Lalu tiang-tiang yang terdapat di bawah rumah panggung tersebut dipasang bambu yang berguna untuk mengangkat rumah.

Tradisi Mappalette Bola ini melibatkan puluhan bahkan hingga ratusan warga kampung.

Pemindahan rumah ini menggunakan dua teknik, pertama jika lokasi yang baru tidak jauh dari tempat semula, rumah hanya akan didorong setelah bagian bawah rumah dipasang roda/ban.

Teknik yang kedua, jika lokasi baru ternyata jauh, warga kampung akan bergotong royong mengangkat rumah bersama-sama.

Sebelum melakukan prosesi, tradisi diawali dengan doa supaya proses pemindahan rumah berlangsung dengan lancar sesuai harapan.

Prosesi hanya dilakukan kaum laki-laki, sedangkan ibu-ibu bertugas menyiapkan makanan.

Makan dalam Tradisi Mappalette Bola

Ada dua makan yang disajikan untuk para laki-laki yang melakukan pemindahan rumah tersebut, yakni sebelum dan sesudah pindahan.

Makanan yang disajikan sebelum pindahan, yaitu kue-kue tradisional khas suku Bugis, seperti bandang,barongo, suwella, bersama teh atau kopi.

Lalu, makanan kedua disajikan setelah proses pemindahan rumah selesai, yaitu berupa sup 'saudara' yang merupakan salah satu makanan khas Sulawesi Selatan.

Selain itu, ada juga sajian berbagai masakan ikan bandeng yang dibumbui dengan saus kacang.

Umumnya, proses pengangkatan rumah dipimpin oleh seorang ketua adat untuk memberi aba-aba dan mengarahkan warga.

Ketua adat akan meneriakan semacam 'mantra' agar para warga kuat memindahkan rumah hingga ke lokasi yang baru.

Ketua adat pula yang akan memberikan aba-aba kapan harus mengangkat, berjalan, kecepatan langkah dan sebagainya.

Setelah setahun menempati lokasi baru, mereka akan melakukan upacara Moccera Bola untuk menolak bala dengan cara menyapukan darah ayam pada tiang-tiang rumah.

Tradisi pindahan suku Bugis mencerminan kegotong-royongan.