Kehidupan Sosial Kerajaan Sriwijaya, Pemilik Kekuatan Maritim Terbesar di Nusantara

Ade S

Penulis

Kompleks Candi Muara Takus peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Artikel ini membahas tentang kehidupan sosial Kerajaan Sriwijaya, salah satu kerajaan besar di Nusantara yang beragam dan maju di berbagai bidang.

Intisari-Online.com -Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan terbesar dan terkaya di Nusantara pada abad ke-7 hingga ke-11 Masehi.

Kerajaan ini berpusat di Palembang, Sumatera Selatan, dan menguasai wilayah Kepulauan Melayu dan sebagian Jawa.

Namun, apa yang kita ketahui tentang kehidupan sosial Kerajaan Sriwijaya?

Kehidupan sosial Kerajaan Sriwijaya sangatlah menarik untuk dikaji, sebab kerajaan ini memiliki keragaman agama, kebudayaan, dan bahasa yang luar biasa.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang kehidupan sosial Kerajaan Sriwijaya dari berbagai aspek.

Sejarah Singkat Kerajaan Sriwijaya

Pada abad ke-7, sebuah kerajaan besar muncul di Nusantara, yaitu kerajaan Sriwijaya. Kerajaan ini didirikan oleh Dapunta Hyang Swi Jayanasa, yang merupakan raja pertamanya.

Kerajaan Sriwijaya memiliki wilayah yang sangat luas, meliputi Sumatra bagian selatan, Banga dan Belitung, serta Lampung. Selain itu, Sri Jayanasa juga berambisi untuk menguasai Jawa.

Hal ini terungkap dari beberapa prasasti yang ditemukan oleh para ahli. Salah satu prasasti menyebutkan bahwa Sri Jayanasa melakukan ekspedisi militer dengan 20.000 tentara dari Minanga Tamwan ke Palembang, Jambi, dan Bengkulu.

Dengan demikian, Sri Jayanasa berhasil memperluas dan memperkaya kerajaannya.

Baca Juga: Faktor-faktor Pendorong Kerajaan Sriwijaya Berkembang Sebagai Kerajaan Maritim

Namun, puncak kejayaan kerajaan Sriwijaya dicapai pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa.

Raja ini berhasil menjadikan kerajaan Sriwijaya sebagai kekuatan maritim yang mengendalikan perdagangan di Selat Malaka, Selat Sunda, dan Semenanjung Malaya.

Kerajaan Sriwijaya mendapat banyak keuntungan dari pajak kapal dagang yang melintasi jalur-jalur tersebut. Untuk menjaga keamanan jalur pelayaran, kerajaan Sriwijaya juga membentuk armada laut yang tangguh untuk menghadapi ancaman dari luar.

Kerajaan Sriwijaya juga menjalin hubungan dagang dengan India, Tiongkok, dan bangsa-bangsa lainnya. Kerajaan ini menjadi kerajaan nasional pertama yang memiliki pengaruh sangat besar di Nusantara.

Raja Balaputradewa juga tidak melupakan pentingnya ilmu pengetahuan bagi rakyatnya. Ia bekerja sama dengan kerajaan Benggala untuk mendirikan asrama bagi para pelajar dan siswa yang ingin belajar di Nalanda, salah satu pusat pendidikan terkenal di India.

Sayangnya, kejayaan kerajaan Sriwijaya tidak bertahan lama. Pada abad ke-11, kerajaan ini mengalami kemunduran dan akhirnya runtuh.

Beberapa faktor penyebab runtuhnya kerajaan Sriwijaya adalah pemberontakan dari beberapa raja bawahan, tekanan dari kerajaan Thailand dan Singasari, serta serangan dari Colamandala dari India.

Kehidupan Sosial Kerajaan Sriwijaya

Buddhisme merupakan agama yang berkembang di kerajaan Sriwijaya.

Ada dua aliran Buddhisme yang dianut oleh rakyatnya, yaitu Hinayana dan Mahayana.

Kerajaan Sriwijaya menjadi tempat belajar agama Buddha yang terkenal dan menarik banyak peziarah dan cendekiawan dari berbagai negara Asia.

Baca Juga: Disebut Fiktif oleh Sejarawan Ridwan Saidi, Faktanya Kerajaan Sriwijayalah yang Menjadi Leluhur Kekuatan Maritim Indonesia

Beberapa cendekiawan yang pernah belajar di kerajaan Sriwijaya adalah I Tsing, seorang pendeta dari Tiongkok, dan Atisha, seorang cendekiawan dari Benggala.

Kerajaan Sriwijaya menggunakan koin emas dan perak sebagai mata uang. Koin-koin ini menunjukkan kemakmuran dan kemajuan kerajaan ini.

Karena menguasai wilayah Kepulauan Melayu pada abad 7-9 M, bahasa dan kebudayaan Melayu juga dipakai oleh rakyat kerajaan Sriwijaya.

Kerajaan Sriwijaya juga menjalin kerjasama dengan pedagang-pedagang dari Timur Tengah.

Hal ini membuat pengaruh Islam masuk ke kerajaan Sriwijaya.

Salah satu raja kerajaan Sriwijaya, yaitu Sri Indrawarman, bahkan memeluk Islam pada tahun 718 karena banyaknya pedagang Arab yang datang ke kerajaannya.

Hal ini menjadi awal mula berdirinya beberapa kerajaan Islam di Sumatera setelah kerajaan Sriwijaya runtuh.

Perkembangan Islam di kerajaan Sriwijaya tercatat dalam surat-surat yang dikirimkan oleh para raja kepada khalifah Islam di Suriah, Umar bin Abdul Aziz pada 717-720 M.

Demikian penjelasan tentang kehidupan sosial Kerajaan Sriwijaya yang menunjukkan betapa hebatnya kerajaan ini dalam mengelola berbagai aspek sosialnya. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang ingin mengetahui lebih banyak tentang sejarah Nusantara.

Baca Juga: Kuasai Selat Malaka Hingga Jadi Pusat Perdagangan Ini 5 Fakta Kerajaan Sriwijaya Dari Awal Berdirinya

Artikel Terkait