Ukiran dan ornamen ini terdapat pada dinding, pintu, jendela, tiang, atap, dan tumbaq layar rumah adat Boyang.
Ukiran dan ornamen ini biasanya menggambarkan motif flora, fauna, geometris, atau kaligrafi.
Filosofi dari ukiran dan ornamen ini adalah untuk menghias rumah agar terlihat indah, sekaligus untuk menyampaikan pesan-pesan moral, religius, atau sejarah kepada generasi penerus.
6. Memiliki ruangan-ruangan khusus.
Rumah adat Boyang memiliki ruangan-ruangan khusus yang digunakan untuk berbagai keperluan.
Ruangan-ruangan ini antara lain adalah: baleq bonto (ruang tamu), baleq lopi (ruang keluarga), baleq baine (ruang tidur), baleq dapur (ruang dapur), baleq lumbung (ruang penyimpanan), baleq balo (ruang kerja), dan baleq pappaseng (ruang ibadah).
Filosofi dari ruangan-ruangan khusus ini adalah untuk membagi fungsi-fungsi rumah sesuai dengan kebutuhan dan aktivitas penghuni rumah³.
7. Memiliki warna-warna khas.
Rumah adat Boyang memiliki warna-warna khas yang digunakan untuk melukis dinding, atap, dan ukiran-ukiran rumah.
Warna-warna ini antara lain adalah: merah (melambangkan keberanian dan semangat), kuning (melambangkan keagungan dan kejayaan), hitam (melambangkan keteguhan dan ketabahan), putih (melambangkan kesucian dan kebersihan), dan hijau (melambangkan kesuburan dan kesejahteraan).
Filosofi dari warna-warna khas ini adalah untuk mencerminkan karakter, nilai-nilai, dan harapan masyarakat suku Mandar.
Baca Juga: Peristiwa Pemakaman Pangeran Diponegoro Dikebumikan di Makassar dengan Upacara Adat Jawa
Demikianlah artikel yang saya buat tentang 7 Ciri Khas Rumah Adat Sulawesi Barat dan Filosofinya.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda tentang kebudayaan Indonesia.