Penulis
Intisari-online.con - Miss Universe Indonesia 2023 adalah ajang kontes kecantikan yang diikuti oleh 34 finalis dari berbagai provinsi di Indonesia.
Ajang ini seharusnya menjadi wadah bagi para perempuan Indonesia untuk menunjukkan bakat, kecerdasan, dan kecantikan mereka.
Namun, belakangan ini muncul isu mengenai adanya pelecehan seksual yang dialami oleh beberapa finalis saat proses body checking.
Body checking adalah proses pengecekan bentuk tubuh para finalis yang dilakukan oleh pihak penyelenggara.
Menurut kuasa hukum finalis, proses ini tidak ada dalam susunan acara dan tidak diketahui oleh provincial director (PD).
Para finalis diminta untuk membuka pakaian hingga setengah bugil dan berpose di depan kamera.
Bahkan, ada juga yang mengaku disentuh di bagian pribadi tubuhnya oleh salah satu kru.
Tempat pelaksanaan body checking juga tidak privat.
Prosesnya hanya tertutup banner dan gantungan baju di sebuah ballroom hotel.
Selain itu, ada sekitar dua hingga tiga orang kru laki-laki dan beberapa kru perempuan yang menyaksikan kejadian itu.
Hal ini tentu saja melanggar hak-hak para finalis sebagai perempuan dan sebagai peserta kontes kecantikan.
Beberapa finalis yang merasa dilecehkan telah melaporkan kasus ini ke Polda Metro Jaya dengan nomor LP/B/4598/VII/2023/SPKT POLDA METRO JAYA tertanggal 7 Agustus 2023.
Mereka berharap agar pihak berwajib dapat mengusut tuntas kasus ini dan memberikan sanksi yang tegas kepada pelaku pelecehan.
Mereka juga menginginkan agar pihak penyelenggara bertanggung jawab atas kejadian ini dan memberikan perlindungan kepada para finalis.
Isu body checking ini telah menimbulkan kemarahan dan keprihatinan dari masyarakat luas.
Banyak yang mengecam tindakan pelecehan tersebut dan mendukung para finalis yang menjadi korban.
Mereka juga meminta agar Miss Universe Indonesia 2023 dibatalkan atau dihentikan karena dinilai tidak profesional dan tidak menjunjung tinggi nilai-nilai keperempuanan.
Kasus body checking ini juga telah menarik perhatian dari pihak Miss Universe Organization (MUO), yang merupakan induk dari Miss Universe Indonesia.
MUO mengaku telah menerima laporan dari beberapa finalis dan akan segera melakukan investigasi.
MUO juga menegaskan bahwa mereka tidak pernah meminta atau mengizinkan adanya proses body checking seperti yang dialami oleh para finalis.
"Kami sangat prihatin dengan laporan yang kami terima dari beberapa finalis Miss Universe Indonesia 2023. Kami tidak pernah meminta atau mengizinkan adanya proses body checking seperti yang diceritakan oleh mereka. Kami akan segera melakukan investigasi dan mengambil tindakan yang sesuai jika terbukti ada pelanggaran," kata Paula Shugart, Presiden MUO, dalam sebuah pernyataan resmi.
Sementara itu, pihak penyelenggara Miss Universe Indonesia 2023, yaitu Yayasan Puteri Indonesia (YPI), membantah adanya pelecehan seksual dalam proses body checking.
Menurut YPI, proses tersebut adalah bagian dari persiapan finalis untuk mengikuti kontes kecantikan internasional.
YPI juga mengklaim bahwa proses tersebut sudah mendapat persetujuan dari para finalis dan PD.
"Proses body checking adalah hal yang biasa dilakukan dalam kontes kecantikan internasional. Tujuannya adalah untuk mengetahui ukuran tubuh para finalis agar bisa disesuaikan dengan kostum dan gaun yang akan mereka pakai. Proses tersebut sudah mendapat persetujuan dari para finalis dan PD. Kami tidak pernah melakukan pelecehan seksual terhadap para finalis," ujar Mega Angkasa, Direktur YPI, dalam sebuah konferensi pers.
Kasus body checking ini masih terus bergulir dan menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.
Beberapa pihak mendukung para finalis yang menjadi korban dan meminta agar kasus ini diselesaikan secara hukum.
Beberapa pihak lainnya menilai bahwa kasus ini hanya rekayasa atau cari sensasi dari para finalis yang tidak lolos seleksi.
Bagaimana pendapat Anda?