Find Us On Social Media :

Apa Dampak Terburuk Ketika Tingkat Partisipasi Rakyat pada Pemilihan Umum Terus Mengalami Penurunan?

By Ade S, Jumat, 4 Agustus 2023 | 10:03 WIB

Artikel ini menjelaskan apa dampak terburuk ketika tingkat partisipasi rakyat pada pemilihan umum terus mengalami penurunan dan cara mencegahnya.

Intisari-Online.com - Pemilihan umum merupakan salah satu pilar demokrasi yang memberikan kesempatan kepada rakyat untuk memilih pemimpin dan wakilnya.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, terjadi fenomena menurunnya tingkat partisipasi rakyat dalam pemilihan umum.

Apa dampak terburuk ketika tingkat partisipasi rakyat pada pemilihan umum terus mengalami penurunan?

Artikel ini akan mencoba menjawab pertanyaan tersebut dengan mengulas beberapa faktor penyebab, dampak, dan solusi dari rendahnya partisipasi pemilih.

Menurut data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), tingkat partisipasi pemilih dalam Pemilu 2019 sebesar 81,93 persen, sedikit menurun dari Pemilu 2014 yang mencapai 83,12 persen.

Sementara itu, dalam Pilkada Serentak 2020, tingkat partisipasi pemilih hanya sebesar 76,09 persen, turun dari Pilkada Serentak 2018 yang sebesar 74,92 persen.

Hal ini menunjukkan bahwa minat dan antusiasme rakyat untuk menggunakan hak pilihnya semakin berkurang.

Dampak Terburuk Ketika Tingkat Partisipasi Rakyat pada Pemilihan Umum Terus Mengalami Penurunan

Rendahnya partisipasi pemilih dalam pemilihan umum dapat berdampak negatif bagi kualitas demokrasi dan legitimasi pemerintahan di Indonesia. Berikut adalah beberapa dampak yang dapat terjadi:

- Kekuatan legitimasi pemerintahan

Tingkat partisipasi yang rendah dapat mengurangi kekuatan legitimasi pemerintahan yang terpilih. Pemerintahan yang terpilih tidak dapat dikatakan sebagai representasi dari mayoritas rakyat jika hanya didukung oleh sebagian kecil pemilih. Hal ini dapat menimbulkan krisis kepercayaan dan kritik dari masyarakat terhadap kinerja pemerintahan.

Baca Juga: Faktor-faktor yang Menyebabkan Meningkatnya Angka Golput pada Pilpres 2014