Kebijakan-kebijakan yang Dilakukan Sultan Agung yang Menyebabkan Mataram Mencapai Puncak Kejayaan

Ade S

Penulis

Sultan Agung. Artikel ini akan menjelaskan kebijakan-kebijakan yang dilakukan Sultan Agung yang menyebabkan Mataram mencapai puncak kejayaan.

Intisari-Online.com -Mataram Islam adalah salah satu kerajaan besar yang pernah ada di Nusantara.

Kerajaan ini mencapai masa keemasannya pada abad ke-17, saat dipimpin oleh Sultan Agung.

Artikel ini akan menjelaskan kebijakan-kebijakan yang dilakukan Sultan Agung yang menyebabkan Mataram mencapai puncak kejayaan.

Kebijakan-kebijakan tersebut meliputi aspek politik, militer, ekonomi, dan budaya.

Kita akan menelusuri bagaimana Sultan Agung mengelola wilayah kerajaan, menyiapkan tentara, memperbaiki kesejahteraan rakyat, dan mempertahankan budaya Jawa.

Dengan demikian, kita dapat mengenal lebih dekat sosok Sultan Agung dan warisannya bagi bangsa Indonesia.

Kebijakan Militer

Salah satu kebijakan militer Sultan Agung adalah menyiapkan tentara yang tangguh dan disiplin untuk menghadapi ancaman dari luar.

Salah satu sasaran utama dari kebijakan militer Sultan Agung adalah menyerbu Belanda di Batavia.

Ia melaksanakan dua kali serangan besar-besaran pada tahun 1628 dan 1629, namun gagal karena faktor cuaca, penyakit, dan persediaan makanan.

Baca Juga: Penjelasan Kebijakan-kebijakan yang Dilakukan Sultan Agung yang Menyebabkan Mataram Mencapai Puncak Kejayaan

Meskipun demikian, serangan-serangan tersebut menunjukkan semangat perjuangan Sultan Agung terhadap penjajah.

Kebijakan Politik

Salah satu kebijakan politik Sultan Agung adalah memperbesar wilayah kerajaan. Wilayah kerajaan Mataram saat itu mencakup seluruh wilayah Jawa kecuali Banten dan Batavia.

Sultan Agung berhasil menguasai kerajaan-kerajaan lain seperti Surabaya, Madura, Cirebon, Blambangan, dan Pajang dengan menggunakan cara diplomasi dan perang.

Selain itu, Sultan Agung juga mengurus sistem pemerintahan dengan baik. Ia membagi wilayah kerajaan menjadi beberapa daerah yang dipimpin oleh bupati atau adipati.

Ia juga menetapkan hukum dan peraturan yang berdasarkan pada syariat Islam dan adat Jawa. Ia juga mengangkat para ulama dan kyai sebagai penasihat dan pengajar agama.

Kebijakan Ekonomi

Salah satu kebijakan ekonomi Sultan Agung adalah memperbaiki kesejahteraan rakyat dengan cara mendistribusikan tanah, mengembangkan pertanian, dan mengatur pajak.

Sultan Agung membagi tanah berdasarkan lingkaran wilayah kekuasaannya, yaitu:

- Tanah Narawita: tanah yang ada langsung di bawah kekuasaan raja

- Tanah Lungguh: tanah yang didistribusikan kepada para bangsawan sebagai tanah gaji

Baca Juga: Sampai Berani Lawan VOC, Ini Cita-cita yang Mulia Sultan Agung Hanyokrokusumo dari Kerajaan Mataram Islam

- Tanah Perdikan: tanah desa yang di dalamnya ada bangunan suci kerajaan seperti tempat ibadah dan makam

Kebijakan Budaya

Salah satu kebijakan budaya Sultan Agung adalah melestarikan dan mengembangkan budaya Jawa yang berakar pada Islam.

Ia menciptakan berbagai karya seni dan sastra yang menggambarkan nilai-nilai Islam dan Jawa, seperti:

- Kalender Jawa: sistem penanggalan yang menggabungkan unsur-unsur Islam dan Hindu

- Aksara Jawa: sistem penulisan yang berasal dari aksara Kawi dengan pengaruh Arab

- Serat Centhini: karya sastra yang berisi tentang petualangan Ki Panji dan Dewi Sekartaji

- Wayang Kulit: seni pertunjukan yang menggunakan boneka kulit sebagai media untuk menyampaikan cerita-cerita Islam dan Jawa

- Gamelan: alat musik tradisional yang terdiri dari berbagai instrumen seperti gong, saron, bonang, dan kendang

Dari artikel ini, kita dapat menyimpulkan bahwa Sultan Agung adalah seorang pemimpin yang visioner, berani, bijaksana, dan religius. Ia menerapkan berbagai kebijakan yang membuat Mataram menjadi kerajaan yang kuat, makmur, dan berbudaya.

dapat belajar dari kebijakan-kebijakan yang dilakukan Sultan Agung yang menyebabkan Mataram mencapai puncak kejayaan dan mengambil inspirasi dari semangat perjuangannya melawan penjajah.

Baca Juga: Latar Belakang Sultan Agung Melawan JP Coen, Termasuk Pinjaman Mataram yang Ditolak?

Artikel Terkait