Find Us On Social Media :

Bukan Cuma Dokter, Sekolah Ini Melahirkan Aktivis-aktivis Pergerakan yang Militan

By Tjahjo Widyasmoro, Rabu, 5 Juli 2023 | 20:52 WIB

(Ilustrasi) Potret Mahasiswa STOVIA - Bagaimana pengaruh organisasi Budi Utomo terhadap peristiwa Sumpah Pemuda 1928

Intisari-Online.com - Sejarah pergerakan kemerdekaan bangsa Indonesia tidak lepas dari keberadaan sebuah sekolah kedokteran yang bernama STOVIA.

Sekolah ini ternyata bukan hanya mencetak tenaga-tenaga kesehatan namun ternyata juga para pemikir yang menjadi cikal bakal pergerakan di Indonesia.

School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA) adalah sekolah pendidikan dokter pribumi di Batavia pada zaman Hindia Belanda.

Sekolah ini juga dikenal dengan Sekolah Dokter Djawa.

STOVIA resmi dibuka bulan Maret 1902 di gedung yang saat ini menjadi Museum Kebangkitan Nasional di Weltevreden, sebuah distrik makmur di Batavia (Jakarta).

STOVIA ini juga menjadi pelopor pergerakan nasional dengan berdirinya organisasi Budi Utomo pada 20 Mei 1908, didirikan oleh dua alumni STOVIA, yaitu Dr. Wahidin Soedirohoesodo dan Dr. Soetomo.

Sejarah STOVIA berawal dari kekhawatiran akan kurangnya tenaga kesehatan dalam menghadapi berbagai macam penyakit yang mewabah di wilayah jajahan Belanda.

Hal ini kemudian membuat pemerintah kolonial menetapkan perlunya dibentuk kursus juru kesehatan di Hindia Belanda.

Tanggal 2 Januari 1849, dikeluarkanlah Surat Keputusan Gubernemen No. 22 mengenai sekolah tersebut.

Tempat pendidikannya berada di Rumah Sakit Militer di Kawasan Weltevreden, Batavia (Jakarta).

Empat tahun kemudian, tanggal 5 Juni 1853, kegiatan kursus juru kesehatan ditingkatkan kualitasnya melalui Surat Keputusan Gubernemen No. 10, menjadi Sekolah Dokter Djawa.

Setelah itu, Sekolah Dokter Djawa pun terus mengalami perbaikan dan penyempuranaan kurikulum.

Baca Juga: Sosok Wahidin Soedirohoesodo, Pribumi Pertama yang Masuk Sekolah Dasar Anak-anak Eropa dan Menjadi Dokter