Find Us On Social Media :

Festival Lestari 5, Langkah untuk Memperkuat Perda Sigi Hijau

By Ade S, Kamis, 22 Juni 2023 | 07:03 WIB

Komitmen Sigi Hijau disampaikan oleh Bupati Sigi Mohamad Irwan Lapatta dalam konferensi pers Festival Lestari 5 di Bukit Indah Doda, Rabu (21/6/2023).

Intisari-Online.com - Banyak daerah yang mengandalkan sumber daya alam untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, namun seringkali melupakan dampak negatifnya terhadap lingkungan dan kesejahteraan sosial.

Namun, hal berbeda terlihat di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Kabupaten ini memiliki 74 persen wilayahnya yang masuk dalam kawasan konservasi Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) dan menjadi bagian dari Cagar Biosfer Lore Lindu. Di sini, harmoni antara manusia dan alam terjaga dengan baik.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi pun tidak tergiur untuk mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan. Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Sigi menyadari bahwa sebagai daerah penyangga (buffer area) TNLL, mereka memiliki tanggung jawab untuk melindungi Cagar Biosfer Lore Lindu.

Hal ini ditegaskan oleh Bupati Sigi Mohamad Irwan Lapatta dalam konferensi pers Festival Lestari 5 di Bukit Indah Doda, Rabu (21/6/2023).

Festival Lestari 5 adalah sebuah acara yang menjadi ajang promosi dan perayaan kerjasama multipihak untuk pembangunan lestari di kabupaten anggota Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL).

Festival Lestari 5 yang dituanrumahi oleh Kabupaten Sigi akan berlangsung pada 23-25 Juni 2023.

Irwan menjelaskan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi telah menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Sigi Hijau. Melalui perda tersebut, Pemkab Sigi berkomitmen mengedepankan pembangunan dengan mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan.

“Dalam Perda Sigi Hijau, lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang tempat manusia dan unsur-unsur pendukung kehidupan manusia berperilaku dan saling memengaruhi. Dengan demikian, alam dapat berfungsi sebagai suatu sistem pendukung kehidupan yang damai dan harmonis,” jelas Irwan.

Setiap orang, lanjut Irwan, berpeluang untuk saling berinteraksi dan berbagi manfaat dari alam untuk mencapai kesejahteraan. Namun, konsep yang diterapkan harus berkelanjutan.

“Tidak penting mengejar pertumbuhan yang masif, tetapi untuk mencapainya kita harus mengorbankan lingkungan. Pada suatu saat, praktik itu akan menjadi bom waktu bagi kehidupan di masa depan,” ujar Irwan.

Irwan kemudian memaparkan bahwa perut bumi Kabupaten Sigi menyediakan sumber daya alam yang bisa saja dieksploitasi habis-habisan jika pemerintah setempat bertujuan mengejar pertumbuhan ekonomi semata.

Ia mengatakan, Kabupaten Sigi kaya akan emas, bijih besi, dan hasil hutan berupa kayu. Tanah di Kabupaten Sigi pun subur dan bisa saja disulap menjadi lahan industri perkebunan sawit. Namun, bukan langkah itu yang diambilnya.