Penulis
Intisari-online.com -Sebuahkasus yang menggemparkan adalah adanya balita berusia 3 tahun di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim).
Dilaporkan positif narkoba jenis sabu setelah mengonsumsi air yang diberikan oleh tetangganya.
Balita tersebut mengalami gejala seperti muntah-muntah, demam, lemas, dan tidak mau makan.
Kemudian balita tersebut kemudian dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.
Berikut adalah beberapa fakta tentang kasus tersebut:
1. Kasus ini bermula saat balita berinisial N bersama ibunya berkunjung ke rumah tetangga untuk membantu mencabut uban, pada Selasa (6/6/2023).
Saat itu, N merasa haus dan meminta minum pada ibunya. Tetangganya yang berinisial ST (51) kemudian mengambilkan botol air mineral yang isinya tinggal setengah untuk diberikan kepada N.
Ternyata, air tersebut mengandung sabu.
2. Setelah minum air tersebut, N menjadi sangat aktif dan tidak bisa tidur selama tiga hari.
N juga berbicara sendiri, ngoceh sendiri, munguti-mungutin sampah di ambal (karpet anyaman), merobekin tisu, tidak mau minum, tidak mau makan.
Ibu N merasa ada yang aneh dengan anaknya dan sempat bertanya kepada ST perihal air tersebut.
Baca Juga: Peristiwa Perang Menteng, Ketika Belanda Gagal Menaklukkan Kesultanan Palembang
Namun, ST menjawab bahwa air itu ia bawa dari warung.
3. Ibu N kemudian curhat melalui akun Facebook miliknya hingga direspons oleh Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Kaltim.
Balita itu kemudian dibawa ke RS Atma Husada Mahakam Samarinda untuk periksa urin dan terkonfirmasi positif metafetamina yang terkandung dalam sabu.
4. Polisi kemudian melakukan penyelidikan dan menetapkan ST sebagai tersangka dalam kasus ini.
ST diduga memberikan air mineral yang sudah dicampur dengan sabu kepada N dengan sengaja.
Motif pelaku masih didalami oleh polisi.
Metamfetamin atau sabu adalah narkoba yang berbentuk seperti batu putih kebiruan mengkilat atau pecahan kaca yang sangat berbahaya dan membuat kecanduan bagi penggunanya.
Sabu mempengaruhi sistem saraf pusat dan memberikan efek rasa senang sesaat, namun juga menimbulkan efek negatif yang merusak tubuh dan psikologi pemakainya.
Dampak sabu bagi kesehatan dan perkembangan anak sangatlah parah.
Sabu dapat menyebabkan gangguan pada jantung, otak, paru-paru, ginjal, hati, dan organ lainnya.
Sabu juga dapat menyebabkan gangguan mental seperti depresi, kecemasan, paranoia, halusinasi, agresivitas, dan perilaku kekerasan.
Baca Juga: Amar Zoni Kecokok Polisi Karena Narkoba Lagi, Kenapa Artis Suka Pakai Narkoba Jenis Sabu?
Sabu juga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan otak anak, sehingga berdampak pada kemampuan belajar, berbicara, berpikir, dan bersosialisasi .
Sabu merupakan narkoba yang sangat berbahaya dan harus dicegah penyalahgunaannya.
Pemerintah, masyarakat, dan keluarga harus bekerja sama untuk memberantas peredaran narkoba dan memberikan edukasi serta bantuan kepada para pecandu narkoba agar bisa lepas dari ketergantungan.
Anak-anak adalah generasi penerus bangsa yang harus dilindungi dari bahaya narkoba.