Penulis
Intisari-Online.com -Baru-baru ini, seorang balita bernama Maura Dwy Syabila (9 bulan) asalMadiun meninggal dunia karena mengidap penyakit langka Atresia Bilier.
Penyebab pasti dari terjadinya Atresia Bilier masih belum dapat dipastikan.
Namun salah satu faktor yang diduga menjadi penyebabnya adalah penggunaan obat ini selama kehamilan.
Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang kasus Maura Dwy Syabila dan bagaimana penggunaan obat tertentu selama kehamilan bisa menjadi salah satu pemicu Atresia Bilier.
Kasus Atresia Bilier di Madiun
Maura Dwy Syabila, seorang balita berusia 9 bulan yang berasal dari Madiun meninggal dunia.
Bayi yang beralamat di Desa Durenan, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun, Jawa Timur tersebut disebut menderita penyakit langka yang disebut Atresia Bilier.
Maura meninggal pada hari Minggu (4/6/2023) setelah kondisinya memburuk beberapa hari sebelumnya.
Sayangnya, seperti dilansir dari kompas.com,Maura meninggal sebelum sempat dibawa ke rumah sakit.
Atresia Bilier
Melansir Mayo Clinic,Atresia Bilier sendiri adalah suatu kondisi bawaan lahir yang terjadi ketika saluran empedu pada bayi baru lahir mengalami gangguan dan tertutup.
Baca Juga: 9 Manfaat Daun Salam Luar Biasa untuk Kesehatan, Termasuk Relaksasi!
Hal ini menyebabkan cairan empedu menumpuk di dalam hati.
Saluran empedu sendiri merupakan saluran yang menghubungkan hati dengan usus 12 jari dan berfungsi untuk membawa cairan empedu yang berperan dalam proses pencernaan lemak dan vitamin larut lemak seperti vitamin A, D, E, dan K.
Cairan empedu juga berperan dalam membuang racun dan zat limbah lain keluar dari tubuh.
Penyebab Atresia Bilier
Penyebab atresia bilier belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang diduga bisa meningkatkan risiko terjadinya atresia bilier pada bayi, antara lain:
- Infeksi virus atau bakteri saat bayi masih di dalam kandungan
- Paparan zat kimia berbahaya saat bayi masih di dalam kandungan
- Gangguan sistem kekebalan tubuh yang menyerang saluran empedu
- Mutasi atau perubahan pada gen tertentu yang berkaitan dengan perkembangan saluran empedu
- Gangguan perkembangan hati dan saluran empedu saat bayi masih di dalam kandungan
- Penggunaan obat tertentu, seperti carbamazepine, selama kehamilan
Baca Juga: Kenali dan Waspadai 10 Efek Samping Biji Ketumbar Tidak Terduga Ini
Carbamazepine adalah obat yang digunakan untuk mengobati epilepsi dan gangguan bipolar.
Obat ini bisa menyebabkan efek samping pada janin, seperti cacat lahir, gangguan pembelajaran, dan atresia bilier.
Gejala dan Pengobatan Atresia Bilier
Gejala atresia bilier biasanya muncul ketika bayi berusia 2-4 minggu. Gejala-gejala tersebut meliputi:
- Penyakit kuning atau kulit dan mata berwarna kuning
- Urine berwarna gelap
- Tinja berwarna pucat atau putih keabuan dan berbau menyengat
- Perut membengkak akibat pembesaran hati dan limpa
- Berat badan turun dan sulit naik
- Gatal-gatal
- Mimisan
Jika bayi Anda menunjukkan gejala-gejala tersebut, segera bawa ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang, seperti tes darah, USG perut, biopsi hati, dan cholangiography.
Pencegahan Atresia Bilier
Atresia bilier tidak bisa dicegah karena penyebabnya belum diketahui secara pasti.
Namun, ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh ibu hamil untuk mengurangi risiko terjadinya atresia bilier pada bayinya, antara lain:
- Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan
- Menghindari paparan zat kimia berbahaya
- Mengonsumsi makanan bergizi dan seimbang
- Menghindari penggunaan obat-obatan tanpa resep dokter
- Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
- Melakukan vaksinasi sesuai jadwal
Atresia bilier adalah kondisi yang serius dan berbahaya bagi bayi. Jika tidak ditangani dengan cepat, bayi bisa meninggal dunia karena kerusakan hati.
Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala-gejalanya dan segera membawa bayi ke dokter jika ada yang mencurigakan.
Baca Juga: Ini yang Terjadi pada Tubuh Jika Rutin Minum Air Rebusan Lada Hitam dan Kunyit Setiap Pagi