Find Us On Social Media :

Simpan Dendam Kesumat, Jayakatwang Hancurkan Kerajaan Singasari Yang Sedang 'Tak Punya Tentara'

By Moh. Habib Asyhad, Kamis, 1 Juni 2023 | 15:27 WIB

Memanfaatkan kondisi Kerajaan Singasari yang kosong, Jayakatwang, penguasa Gelang-gelang menyerbut Singasari dan membunuh Kertanegara.

Memanfaatkan kondisi Kerajaan Singasari yang kosong, Jayakatwang, penguasa Gelang-gelang menyerbut Singasari dan membunuh Kertanegara.

Intisari-Online.com - Bagi para pencinta serial radio Tutur Tinular, tentu tak asing dengan nama Jayakatwang.

Dialah penguasa Gelanggelang, di mana dalam dirinya tersimpan dendam kesumat terhadap Singasari.

Leluhurnya, Kertajaya, penguasa Kediri terakhir, dikalahkan oleh Ken Arok, pendiri Wangsa Rajasa, pendiri Singasari.

Dendam itu Jayakatwang simpan hingga tiba waktunya.

Kebetulan saat itu, Singsari dalam keadaan kosong.

Sebagian besar pasukannya berada di luar Jawa dalam kampanye Ekspedisi Pamalayu.

Kabar soal kosongnya suasana Singasari berasal dari Aria Wiraraja--orang-orang mengenalnya sebagai Banyak Wide, mantan pejabat Singasari yang dimutasi ke Sumenep.

Usul itu ditangkap dengan semangat oleh Jayakatwang.

Dia lalu mengirim pasukan kecil yang dipimpin oleh Jaran Guyang, mereka diperintahkan menyerang Singasari dari utara.

Kertanegara ternyata mendengar rencana penyerangan itu, lalu mengirim pasukan di bawah pimpinan sang menantu, Raden Wijaya.

Pasukan Jarang Guyang mudah saya dikalahkan, tapi persoalan utama ternyata tidak dari situ.

Pasukan Jaran Guyang ternyata hanya pancingan supaya Singasari kosong.

Benar saja, pasukan Jayakatwang yang lebih besar ternyata datang dari selatan, dipimpin oleh Patih Mahisa Mundarang--versi sandiwara radio Patih Kebo Mundarang.

Dalam serangan tak terduga ini, Kertanagara tewas di dalam istananya.

Kertanegara sendiri adalah besan Jayakatwang, anak Jayakatwang, Ardharaja, menikah dengan salah satu putri Kertanegara.

Saat serangan terjadi, Ardaraja ikut serta dalam pasukan Raden Wijaya.

Saat tahu Singsari berhasil dikalahkan, Ardaraja berbalik meninggalkan Raden Wijaya dan memilih bergabung dengan pasukan Gelang-Gelang atau Kediri.

Peristiwa kehancuran Singhasari terjadi tahun 1292.

Jayakatwang lalu menjadi raja, dengan Kediri sebagai pusat pemerintahannya.

Atas saran Aria Wiraraja, Jayakatwang memberikan pengampunan kepada Raden Wijaya yang datang menyerahkan diri.

Raden Wijaya kemudian diberi alas Trik (Hutan Tarik, Sidoarjo) untuk dibuka menjadi kawasan wisata perburuan.

Dari alas yang disebut sebagai Hutan Tarik itulah nantinya lahir sebuah kerajaan besar bernama Majapahit.