Tak Lembek Seperti Kakaknya Saat Melawan Portugis, Sosok Sultan Aceh Ini Disebut Dekat Dengan Turki Utsmani

Moh. Habib Asyhad

Penulis

Sosok Sultan Alaudin RI'ayat Syah Al-kahar dikenal gigih lawan Portugis dan dekat dengan Turki Utsmani.

Sosok Sultan Alaudin RI'ayat Syah Al-kahar dikenal gigih lawan Portugis dan dekat dengan Turki Utsmani.

Intisari-Online.com -Tak banyak sultan di Nusantara yang punya kedekatan dengan Kesultanan Utsmaniyah atau biasa disebut sebagai Turki Utsmani.

Salah satu yang tidak banyak itu adalah sosok Sultan Aceh, Alaudin Ri'ayat Syah.

Siapa dia sebenarnya?

Alauddin Ri'ayat Syah al-Kahar merupakan Sultan Aceh nomor tiga.

Dia memerintah antara 1537 - 1568 M.

Sultan Alaudin berkuasa menggantikanSultan Ali Mughayat Syah (1514 - 1528 M) dan Sultan Salahuddin (1528 - 1537 M).

Alauddin Ri'ayat Syah al-Kahar disebut sebagai salah satu penguasa terkuat dalam sejarah Kesultanan Aceh.

Pada masanya, kekuasaan yang dimulai oleh ayahnya berhasil diperkuat.

Selain itu, Sultan Aceh yang berhasil menjalin hubungan diplomatik dengan Kesultanan Turki Ottoman adalah Alauddin Ri'ayat Syah al-Kahar.

Saat diperintah olehSultan Ali Mughayat Syah (Sultan Aceh Pertama), Aceh mulai melakukan perlawanan terhadap Portugis.

Penggantinya,Sultan Salahuddin, mulai menggendorkan serangan.

Tapi agresivitas itu kembali muncul saat Kesultanan Aceh dipimpin oleh Alauddin Ri'ayat Syah al-Kahar.

Dia merebut tahta dari sang kakak dan memproklamirkan diri sebagai Sultan Aceh selanjutnya.

Setelah resmi menjabat sebagai Sultan Aceh, Alauddin Ri'ayat Syah al-Kahar langsung mengerahkan armada perangnya untuk melawan Portugis di Malaka.

Untuk melawan Portugis, Alauddin Ri'ayat Syah al-Kahar juga mengirim utusannya ke Turki dengan membawa berbagai hadiah.

Utusan ini diminta menemui Sultan Sulaiman Agung dan memohon bantuan untuk melawan Portugis yang telah memblokade para pedagang di Samudera Hindia.

Sultan Turki Utsmani segera menjawab permintaan Sultan Aceh dengan mengirimkan ahli pembuat senjata dan prajurit untuk menghadapi Portugis.

Bantuan tersebut menjadi bukti bahwa Kesultanan Aceh dan Turki Utsmani punyahubungan diplomatik yang baik.

Bukti lain yang menguatkan hubungan antara Kesultanan Aceh dan Kesultanan Turki adalah ditemukannya ratusan koin emas di Desa Gampong Pande, Aceh.

Koin-koin tersebut bertuliskan nama Sultan Alauddin Ri'ayat Syah al-Kahar berdampingan dengan Sultan Sulaiman I (Sultan Turki).

Sultan Alauddin Ri'ayat Syah al-Kahar merupakan Sultan Aceh pertama yang melakukan penyerangan terhadap kerajaan-kerajaan yang ada di Semenanjung Melayu.

Penyerangan tersebut dilakukan sebagai bentuk perlawanan terhadap Portugis.

Ekspansi yang dilakukan Sultan Alauddin Ri'ayat Syah al-Kahar tidak hanya menyasar daerah pesisir pantai, tapi juga ke daerah pedalaman di sebelah utara Pulau Sumatera.

Kesultanan Aceh juga melakukan perluasaan ke wilayah pantai timur Sumatera hingga berhasil menduduki daerah Kerajaan Aru.

Setelah berhasil menguasai Kerajaan Aru, Sultan Alauddin Ri'ayat Syah al-Kahar mengerahkan pasukannya ke daerah pedalaman Batak, yang saat itu didominasi oleh pemeluk Agama Hindu.

Meskipun Sultan Alauddin Ri'ayat Syah al-Kahar sebenarnya tidak berhasil secara militer melawan Portugis di Melaka, pemerintahannya berhasil membuat nama Aceh menjadi sangat disegani.

Sultan Alauddin Ri'ayat Syah al-Kahar wafat pada 28 September 1571, terlihat dari prasasti di kuburannya.

Dirinya kemudian digantikan oleh putranya, Sultan Ali Ri'ayat Syah I.

Artikel Terkait