Perbandingan Ekonomi Indonesia pada Masa Orde Baru dan Reformasi

Ade S

Penulis

Mahasiswa menduduki gedung MPR/DPR, menuntut Presiden Soeharto untuk mundur dari jabatan Presiden, pada Mei 1998. Berikut ini penjelasan lengkap tentang perbandingan kondisi ekonomi masyarakat Indonesia pada masa Orde Baru dan Reformasi.

Intisari-Online.com -Salah satu peristiwa yang paling berpengaruh bagi masyarakat Indonesia adalah perubahan rezim dari Orde Baru ke Reformasi pada tahun 1998.

Perubahan ini membawa dampak besar bagi perubahan kondisi ekonomi masyarakat Indonesia pada masa Orde Baru dan Reformasi.

Artikel ini akan membahas perbandingan kondisi ekonomi masyarakat Indonesia pada masa Orde Baru dan Reformasi.

Artikel ini juga diharapkan dapat memberikan wawasan dan inspirasi bagi pembaca dalam memahami sejarah dan perkembangan ekonomi Indonesia.

Masa Orde Baru

Masa Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Pada masa ini, Indonesia mengalami pembangunan pesat di berbagai bidang, termasuk ekonomi.

Beberapa program ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah Orde Baru antara lain:

- Melaksanakan stabilisasi ekonomi dengan bantuan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia untuk mengatasi inflasi dan defisit anggaran.

- Melakukan pembangunan infrastruktur, industri, pertanian, dan pariwisata untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan nasional.

- Mendorong investasi asing dan swasta dalam negeri untuk memperluas lapangan kerja dan meningkatkan devisa negara.

Baca Juga: Alasan Kondisi Ekonomian Indonesia pada Awal Kemerdekaan Sangat Lemah

- Membentuk Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk memfasilitasi perizinan usaha dan memberikan insentif fiskal kepada investor.

- Membentuk Badan Urusan Logistik (BULOG) untuk mengatur distribusi dan stabilisasi harga bahan pokok, terutama beras.

Pada masa Orde Baru, Indonesia berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi rata-rata sekitar 7% per tahun dan mengurangi angka kemiskinan dari 60% pada tahun 1970 menjadi 11% pada tahun 1996.

Namun, pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah Orde Baru juga menimbulkan sejumlah masalah, antara lain:

- Pembangunan tidak merata antara wilayah Jawa dan luar Jawa, serta antara kota dan desa. Hal ini menyebabkan ketimpangan sosial dan ekonomi yang tinggi di masyarakat.

- Politik didominasi oleh partai Golkar yang merupakan kepanjangan tangan pemerintah. Hal ini mengurangi ruang demokrasi dan hak asasi manusia di masyarakat.

- Korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) merajalela di berbagai sektor pemerintahan dan bisnis. Hal ini menimbulkan kerugian negara yang besar dan merusak tata kelola perekonomian.

- Utang luar negeri yang membengkak akibat pengelolaan yang tidak transparan dan tidak efisien. Hal ini membuat Indonesia rentan terhadap krisis ekonomi global.

Pada akhir masa Orde Baru, Indonesia mengalami krisis ekonomi yang parah akibat dampak krisis moneter Asia Tenggara pada tahun 1997.

Krisis ini menyebabkan nilai tukar rupiah anjlok, inflasi melonjak, perbankan kolaps, dan banyak perusahaan bangkrut.

Krisis ini juga memicu gelombang protes dan demonstrasi dari masyarakat yang menuntut reformasi politik dan ekonomi.

Baca Juga: Lantang Kritik Pemerintah dalam Peristiwa Reformasi, Ini Nasib para Aktivis 1998 Kini, Sudah Duduk Nyaman?

Akhirnya, pada tanggal 21 Mei 1998, Presiden Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya setelah 32 tahun berkuasa.

Masa Reformasi

Masa Reformasi dimulai sejak pengunduran diri Presiden Soeharto pada tahun 1998 hingga sekarang.

Pada masa ini, Indonesia mengalami perubahan besar di bidang politik dan ekonomi. Beberapa perubahan yang terjadi antara lain:

- Terjadinya transisi demokrasi dengan adanya pemilihan umum yang lebih bebas dan adil. Hal ini memungkinkan munculnya berbagai partai politik baru dan pergantian kepemimpinan nasional secara damai.

- Terjadinya reformasi konstitusi dengan adanya amandemen terhadap Undang-Undang Dasar 1945. Hal ini mengubah sistem pemerintahan dari presidensial menjadi semipresidensial dengan adanya pemilihan presiden secara langsung oleh rakyat.

- Terjadinya reformasi birokrasi dengan adanya upaya pemberantasan korupsi, peningkatan transparansi dan akuntabilitas pemerintah, serta penataan ulang struktur organisasi pemerintahan.

- Terjadinya reformasi desentralisasi dengan adanya otonomi daerah yang lebih luas bagi provinsi dan kabupaten/kota. Hal ini memberikan kewenangan lebih besar kepada pemerintah daerah dalam mengelola sumber daya dan pembangunan daerahnya.

Pada masa Reformasi, Indonesia berusaha untuk memulihkan kondisi ekonominya dari dampak krisis tahun 1997. Beberapa upaya yang dilakukan oleh pemerintah antara lain:

- Melanjutkan kerja sama dengan IMF dan Bank Dunia untuk mendapatkan bantuan dana talangan dan program pemulihan ekonomi.

- Melakukan restrukturisasi perbankan dengan membentuk Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk menjamin simpanan nasabah bank, Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) untuk menyelesaikan masalah bank-bank bermasalah, serta Bank Indonesia (BI) untuk menjaga stabilitas moneter.

Baca Juga: Penerapan Pancasila pada Masa Reformasi, Latar Belakang dan Tantangan

- Melakukan privatisasi terhadap beberapa BUMN yang tidak efisien atau bermasalah untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi perusahaan-perusahaan tersebut.- Melakukan deregulasi terhadap beberapa sektor usaha untuk memberikan kemudahan bagi investor dalam melakukan investasi di Indonesia.

Pada masa Reformasi, Indonesia berhasil keluar dari krisis ekonomi pada tahun 2004 dengan mencapai pertumbuhan ekonomi sekitar 5% per tahun¹. Namun, tantangan ekonomi masih tetap ada, seperti:

- Masih tingginya angka kemiskinan,pengangguran, dan ketimpangan sosial di masyarakat.

- Masih rendahnya daya saing ekonomi Indonesia di pasar global akibat kurangnya inovasi, infrastruktur, sumber daya manusia, dan iklim usaha yang kondusif.

- Masih bergantungnya perekonomian Indonesia pada komoditas primer seperti minyak bumi, gas alam, batubara, kelapa sawit, karet, dll. Hal ini membuat Indonesia rentan terhadap fluktuasi harga komoditas global.

- Masih besarnya utang luar negeri Indonesia baik pemerintah maupun swasta yang harus dibayar dengan bunga tinggi.

Demikianpenjelasan lengkap tentang perbandingan kondisi ekonomi masyarakat Indonesia pada masa Orde Baru dan Reformasi. Semoga menambah wawasan Anda.

Baca Juga: Cara Dapatkan Barang dari Luar Negeri dengan Teknologi dan informasi?

Artikel Terkait