Penulis
Intisari-online.com - Dunia berubah akibat Perang Dunia II.
Konflik global ini melibatkan banyak negara dan menewaskan jutaan orang.
Burma (sekarang Myanmar), yang merupakan jajahan Inggris, menjadi salah satu tempat pertempuran.
Tentara Jepang menduduki Burma pada Maret 1942.
Mereka ingin mengendalikan sumber daya alam dan jalur komunikasi di Asia Tenggara.
Tentara Inggris dan sekutunya harus mundur ke India dan meninggalkan banyak warga sipil Eropa di Burma.
Letkol James Howard Williams atau Elephant Bill, seorang pegawai perusahaan kayu Bombay-Burma Trading Corporation yang mengerti tentang gajah.
Kemudian menggunakan gajah-gajah pekerja di hutan Burma untuk mengevakuasi mereka.
Salah satu gajah yang paling berjasa dalam evakuasi itu adalah Bandoola, gajah yang kuat, cerdas, dan penyayang yang lahir pada November 1897, sama dengan Bill.
Bandoola dan Bill punya hubungan yang sangat dekat sejak mereka kenal pada 1920-an.
Bandoola pernah menolong Bill ketika ia terluka parah di hutan Bukit Clad pada 1927.
Baca Juga: Peristiwa Berdirinya Budi Utomo, Organisasi Pemuda yang Menyadarkan Bangsa
Bandoola membawa Bill keluar hutan ke tempat medis terdekat.
Sejak itu, Bandoola menjadi gajah favorit Bill.
Bandoola juga menjadi gajah pertama yang ikut dengan Kompi Gajah.
Sebuah satuan militer unik yang dibuat oleh Bill setelah ia kembali ke Burma untuk melawan Jepang pada 1943.
Kompi Gajah terdiri dari sekitar 200 gajah dan 1.000 orang manusia, termasuk pawang-pawang gajah atau uzi.
Kompi Gajah membantu pasukan sekutu dalam berbagai operasi militer, seperti mengangkut senjata dan perbekalan, membuka jalan di hutan, membangun jembatan, mengevakuasi korban luka, dan bahkan menyerang posisi musuh.
Bandoola menjadi pemimpin tidak resmi Kompi Gajah.
Ia selalu berada di depan barisan ketika berjalan di hutan atau menyeberangi sungai.
Ia juga selalu siap membantu rekan-rekannya yang kesulitan atau terluka.
Bahkan pernah menghancurkan sebuah bunker Jepang dengan kepalanya.
Bandoola juga terkenal sebagai gajah yang penuh akal. Ia bisa mendengar suara tembakan senjata api dan meriam dari jarak jauh.
Ia juga bisa berkomunikasi dengan Bill dan uzi-nya dengan berbagai isyarat tubuh dan suara.
Bahkan juga bisa meniru suara manusia dan binatang lain.
Sayangnya, Bandoola tewas pada 26 Maret 1944 karena luka tembak di leher saat sedang membantu pasukan sekutu dalam Pertempuran Imphal-Kohima.
Kematian Bandoola sangat menyedihkan bagi Bill dan seluruh anggota Kompi Gajah.
Bandoola adalah salah satu contoh dari kisah heroik Kompi Gajah yang menaklukkan musuh dengan kekuatan dan kecerdikan.
Kompi Gajah berperan penting dalam kemenangan Inggris dan sekutunya di Burma.
Mereka adalah pahlawan perang yang patut dihormati dan diingat.