Find Us On Social Media :

Tiga Orang Ini Membuat Soeharto Sakit Hati Sampai Dibawa Mati

By Yoyok Prima Maulana, Kamis, 18 Mei 2023 | 07:47 WIB

Presiden Soeharto dikabarkan sangat sakit hati kepada 3 orang kepercayaannya yang kemudian justru mengkhianatinya.

Intisari-online.com - Soeharto adalah presiden kedua Indonesia yang berkuasa selama 32 tahun sejak 1967 hingga 1998.

Pada akhir masa jabatannya, ia menghadapi berbagai tekanan dan protes dari rakyat yang menuntut reformasi.

Soeharto akhirnya mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 dan digantikan oleh wakilnya, B.J. Habibie.

Namun, sebelum dan sesudah pengunduran dirinya, ada beberapa orang yang dianggap sebagai pengkhianat oleh Soeharto. 

Soeharto sendiri tidak pernah membuka-buka nama-nama orang yang menurutnya pernah berkhianat padanya. Namun, hal itu terlihat jelas saat Soeharto menghadapi masa-masa terakhirnya.

Ketika dirawat di rumah sakit, Soeharto dan keluarga menunjukkan penolakan terhadap orang-orang yang dianggapnya berkhianat.

Mereka tidak mau menerima kunjungan atau kehadiran mereka untuk melihat keadaan Soeharto.Berikut adalah nama-nama tersebut.

1. Harmoko

Harmoko adalah salah satu orang yang paling dekat dan setia dengan Soeharto. Ia menjabat sebagai Menteri Penerangan selama tiga periode pada era Orde Baru

.

Ia juga merupakan pencetus agar Soeharto kembali menjabat sebagai presiden untuk periode 1998-2003 sebelum pelaksanaan Sidang Istimewa MPR.

Usaha Harmoko berhasil dan Soeharto mendapatkan perpanjangan masa jabatan. Namun, hal ini menimbulkan kemarahan dari mahasiswa dan masyarakat yang melakukan demonstrasi besar-besaran.

Menanggapi situasi ini, Harmoko mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan pada 19 Mei 1998.

Ia mengatakan bahwa pimpinan MPR mengharapkan agar Soeharto secara arif dan bijaksana sebaiknya mengundurkan diri.

Pernyataan ini membuat Soeharto merasa dikhianati oleh Harmoko. Ia tidak lagi mempercayai Harmoko dan menolak kunjungannya hingga akhir hayatnya1.

2. B.J. Habibie

B.J. Habibie adalah wakil presiden Soeharto pada periode terakhirnya. Ia juga dikenal sebagai Bapak Teknologi Indonesia karena jasanya dalam mengembangkan industri pesawat terbang nasional.

Habibie pun disebut sebagai pengkhianat oleh Soeharto karena ia menolak untuk mundur bersama-sama dengan Soeharto ketika situasi politik semakin memanas.

Soeharto ingin membawa Habibie sebagai wakilnya untuk melepaskan jabatan presiden secara bersamaan.

Namun, Habibie menolak usulan tersebut dan memilih untuk tetap bertahan sebagai wakil presiden. Hal ini membuat Soeharto merasa tersingkirkan dan tidak dihargai oleh Habibie.

Soeharto pun tidak lagi bertegur sapa dengan Habibie, bahkan saat mengumumkan pengunduran dirinya pada 21 Mei 1998.

Soeharto juga menolak kunjungan Habibie saat ia sakit dan menjalani perawatan di rumah sakit.

3. Ginandjar Kartasasmita

Ginandjar Kartasasmita adalah salah satu menteri kesayangan Soeharto yang menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian pada kabinet terakhirnya.

Ia juga merupakan salah satu tokoh reformasi yang mendesak agar Soeharto melakukan perubahan politik dan ekonomi.

Ginandjar menjadi salah satu orang yang memimpin para menteri bidang ekonomi untuk menulis surat penolakan terhadap kabinet Soeharto pada awal Mei 1998.

Surat ini menyatakan bahwa kabinet Soeharto tidak mampu mengatasi krisis ekonomi yang melanda Indonesia.

Surat ini menjadi salah satu faktor yang mempercepat kejatuhan Soeharto dari kursi kekuasaan. Soeharto merasa dikhianati oleh Ginandjar dan para menterinya yang tidak mendukungnya.

Soeharto pun tidak mau menerima kunjungan Ginandjar hingga ia meninggal dunia pada 27 Januari 2008. (*)

Artikel ini dibuat dengan bantuan AI

Baca Juga: 5 Peristiwa yang Membuat Soeharto Memutuskan Lengser Pada Mei 1998