Find Us On Social Media :

Penyusupan Randu Watang, Mata-Mata Mataram Islam yang Menentukan Nasib Tuban

By Afif Khoirul M, Senin, 15 Mei 2023 | 09:00 WIB

Ilustrasi - Mata-mata Mataram Islam yang menyusup ke Tuban.

Intisari-online.com - Tuban merupakan salah satu kota pelabuhan yang strategis dan makmur di Jawa Timur sejak zaman Majapahit dan Demak.

Kota ini memiliki sumber daya yang melimpah dan hubungan dagang yang luas.

Namun, pada abad ke-17, Tuban harus menghadapi ancaman dari Mataram, kerajaan yang sedang gencar-gencarnya melakukan ekspansi wilayah.

Mataram di bawah Sultan Agung Hanyokrokusumo adalah kerajaan yang berambisi dan tangguh.

Sultan Agung ingin menguasai seluruh pulau Jawa dan menghadapi ancaman VOC di Batavia.

Untuk itu, ia harus menaklukkan kota-kota pelabuhan di Jawa Timur, termasuk Surabaya dan Tuban.

Namun, menaklukkan Tuban bukanlah perkara mudah.

Pendahulu Sultan Agung, Panembahan Senopati, pernah mencoba menyerang Tuban pada tahun 1598-1599, tetapi gagal.

Tuban memiliki pertahanan yang kuat dan penduduk yang setia kepada rajanya.

Bahkan, mereka menganggap raja Tuban sebagai raja yang paling berkuasa di Jawa.

Sultan Agung tidak ingin mengulangi kegagalan kakeknya.

Baca Juga: Mau Taklukkan Perdikan Mangir, Panembahan Senopati Rela Tumbalkan Putrinya Demi Kejayaan Mataram Islam

Ia berusaha mencari celah untuk menyerang Tuban dengan lebih cerdik. Salah satu caranya adalah dengan menempatkan mata-mata di Tuban.

Mata-mata itu bernama Randu Watang.

Randu Watang adalah seorang yang telah lama bekerja pada adipati Tuban.

Ia berhasil mendapatkan kepercayaan adipati dan menjadi salah satu penasihatnya.

Namun, ia sebenarnya adalah agen rahasia Mataram yang bertugas memberikan informasi tentang keadaan Tuban kepada Sultan Agung.

Randu Watang berperan penting dalam dua peristiwa besar yang menentukan nasib Tuban.

Pertama, ia memberikan nasihat palsu kepada adipati Tuban dan sekutunya ketika mereka hendak menyerang Mataram pada tahun 1616.

Ia menyarankan mereka untuk mengambil jalan lewat Lasem dan Pati, padahal jalan itu lebih jauh dan berbahaya.

Akibat nasihat Randu Watang, pasukan sekutu Tuban terjebak dalam perangkap Mataram.

Mereka dikepung dan diserang oleh pasukan Mataram di bawah Tumenggung Martalaya dan Jaya Suponta.

Pasukan sekutu pun mengalami kekalahan telak. Adipati Tuban sendiri berhasil melarikan diri dengan susah payah.

Baca Juga: Misteri Pasukan Ghaib Mataram Islam Konon Membantu Menghancurkan Kerajaan Pajang

Kedua, Randu Watang memberitahu Sultan Agung bahwa Pangeran Dalem, bupati Tuban ke-17, akan melakukan pemberontakan terhadap Mataram.

Padahal, Pangeran Dalem tidak ada niat untuk memberontak. Ia hanya ingin mempertahankan kemerdekaan Tuban dari campur tangan Mataram.

Namun, berdasarkan laporan Randu Watang, Sultan Agung memerintahkan Tumenggung Martalaya dan Jaya Suponta untuk menyerang Tuban pada tahun 1619.

Pasukan Mataram berhasil mengepung dan menembus pertahanan Tuban. Pangeran Dalem terpaksa menyerah dan mengakui kekuasaan Mataram.

Dengan demikian, Randu Watang berhasil membantu Mataram dalam menaklukkan Tuban dengan cara yang licik dan cerdik.

Ia menggunakan posisinya sebagai penasihat adipati untuk memberikan informasi palsu dan memecah belah persatuan Tuban dan sekutunya.

Juga menggunakan fitnah untuk memprovokasi Sultan Agung agar menyerang Tuban tanpa alasan yang jelas.

Randu Watang adalah contoh dari mata-mata yang efektif dan berpengaruh dalam sejarah Indonesia.

Ia mampu mengubah jalannya sejarah dengan kecerdikannya.

Setelah Tuban jatuh ke tangan Mataram, Randu Watang mendapat penghargaan dari Sultan Agung.

Ia diberi gelar Tumenggung Wiraguna dan diangkat menjadi bupati Tuban menggantikan Pangeran Dalem.

Baca Juga: Inilah Weton Titisan Panembahan Senopati, Apa Saja Ciri-ciri dan Keistimewaannya?

Kemudian, juga diberi tanah dan harta sebagai hadiah.

Namun, Randu Watang tidak lama menikmati jabatan dan kekayaannya.

Ia meninggal pada tahun 1620 karena sakit. Lalu dimakamkan di Tuban dengan upacara yang meriah.

Sultan Agung mengirimkan utusan khusus untuk melayat dan memberikan penghormatan.

Randu Watang meninggalkan warisan yang kontroversial bagi sejarah Tuban.

Di satu sisi, ia dianggap sebagai pahlawan Mataram yang berhasil menaklukkan Tuban dengan cara yang cerdik.

Namun, di sisi lain, ia dianggap sebagai pengkhianat Tuban yang menjual kota kelahirannya kepada musuh.

Bagaimana pun, Randu Watang adalah salah satu tokoh yang tidak bisa diabaikan dalam sejarah Tuban dan Mataram.

Ia adalah mata-mata yang berhasil menentukan nasib sebuah kota dengan cara yang licik dan cerdik.