Find Us On Social Media :

Peristiwa Peretasan Di BSI Hingga Pencurian 15 Juta Data Nasabah, Apa Bahayanya Bagi Nasabah

By Moh. Habib Asyhad, Minggu, 14 Mei 2023 | 14:17 WIB

Kelompok ransomware LockBit 3.0 mengklaim sebagai pihak yang bertanggung jawab atas erornya sistem di BSI, mereka juga mengaku telah mencuri 15 juta data.

Kelompok ransomware LockBit 3.0 mengklaim sebagai pihak yang bertanggung jawab atas erornya sistem di BSI, mereka juga mengaku telah mencuri 15 juta data.

Intisari-Online.com - Beberapa hari ini nasabah Bank Syariah Indonesia (BSI) heboh.

Bagaimana tidak, bank tempat mereka menyimpan uang atau bernaung sedang bermasalah.

Kekalutan itu semakin menjadi ketika kelompok ransomware LockBit 3.0 mengklaim sebagai pihak yang bertanggung jawab atas erornya sistem di BSI.

Mereka juga mengaku telah mencuri 15 juta data dari BSI.

Hal itu diungkapkan oleh akun intelijen dan investigasi dark web yang aktif di Twitter, Dark Tracer pada Sabtu (13/5/2023) pagi.

Kelompok peretas dengan nama LockBit 3.0 juga mengaku telah bertanggung jawab atas serangan siber kepada BSI pada 8-11 Mei 2023 kemarin.

“LockBit ransomware gang claimed responsibility for the disruption of all services at Bank Syariah Indonesia, stating that it was a result of their attack (Geng ransomware LockBit mengaku bertanggung jawab atas gangguan semua layanan di Bank Syariah Indonesia, menyatakan bahwa itu adalah akibat dari serangan mereka),” tulis Dark Tracer dalam unggahannya.

“They also announced that they have stolen 15 million customer records, employee information, and approximately 1.5 terabytes of internal data. They further threatened to release all the data on the dark web if negotiations fail (Mereka juga mengumumkan telah mencuri 15 juta data pelanggan, informasi karyawan, dan sekitar 1,5 terrabyte data internal. Mereka mengancam akan merilis semua data di dark web jika negosiasi gagal),” sambungnya.

LockBit 3.0 mengklaim telah mencuri berbagai jenis data dan meminta pihak BSI untuk menghubungi para peretas dalam waktu 72 jam untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Kompas.com mengabarkan, data yang dicuri meliputi nomor ponsel, alamat, nama, informasi dokumen, jumlah saldo bank, nomor kartu, transaksi yang dilakukan, dokumen finansial, legal, NDA (kontrak kerja bank/non-disclosure agreement), dan kata sandi (passwords) semua layanan internal dan eksternal yang ada di bank.

Meski begitu, pihak BSI, melalui Direkturnya Herry Gunardi, mengkalim bahwa data nasabanya aman-aman saja.