Ngerinya Kerusuhan di Balik Peristiwa Mei 1998, Titik Nol Reformasi Indonesia

Afif Khoirul M

Penulis

Ilustrasi - kerusuhan Mei 1998.

Intisari-online.com - Indonesia mengalami perubahan sejarah yang signifikan melalui Peristiwa Mei 1998.

Peristiwa ini menandai berakhirnya rezim Orde Baru yang telah berkuasa selama 32 tahun di bawah Presiden Soeharto.

Peristiwa Mei 1998 diprovokasi oleh krisis moneter yang melanda Indonesia sejak 1997.

Krisis ini mengakibatkan rupiah melemah, inflasi meroket, dan pengangguran bertambah.

Kondisi ekonomi yang buruk ini menimbulkan ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintahan Orde Baru.

Salah satu pemicu utama Peristiwa Mei 1998 adalah tragedi Trisakti yang terjadi pada 12 Mei 1998.

Pada hari itu, empat mahasiswa Universitas Trisakti tewas tertembak oleh aparat keamanan saat melakukan aksi damai menuntut reformasi.

Kejadian ini menimbulkan kemarahan masyarakat dan menimbulkan kerusuhan besar-besaran di Jakarta dan sekitarnya.

Kerusuhan yang terjadi pada 13-15 Mei 1998 ditandai dengan aksi penjarahan, pembakaran, dan pemerkosaan massal terhadap etnis Tionghoa.

Korban jiwa akibat kerusuhan diperkirakan mencapai ribuan orang.

Kerusakan materiil juga sangat besar.

Baca Juga: Sejarah KelamStadion Kanjuruhan Malang, Ada Beberapa Kali Kerusuhan Terjadi

Selain kerusuhan, Peristiwa Mei 1998 juga ditandai dengan aksi mahasiswa yang menduduki gedung DPR/MPR pada 18-21 Mei 1998.

Mahasiswa menuntut agar Presiden Soeharto mundur dari jabatannya dan membentuk pemerintahan transisi yang demokratis.

Tekanan dari dalam dan luar negeri semakin kuat terhadap Soeharto.

Bahkan, Wakil Presiden BJ Habibie dan sejumlah tokoh militer juga mendesak Soeharto untuk melepaskan jabatannya demi kepentingan bangsa.

Akhirnya, pada 21 Mei 1998, Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Presiden RI ke-2 di Istana Merdeka.

Pengumuman ini disaksikan oleh Habibie dan sejumlah pejabat negara lainnya. Habibie kemudian menggantikan Soeharto sebagai Presiden RI ke-3.

Peristiwa Mei 1998 membuka babak baru dalam sejarah Indonesia.

Peristiwa ini menjadi awal dari era reformasi yang mengusung semangat demokrasi, hak asasi manusia, dan desentralisasi.

Peristiwa ini juga menjadi momentum bagi munculnya gerakan-gerakan sosial dan politik yang beragam.

Peristiwa Mei 1998 merupakan peristiwa yang tidak boleh dilupakan oleh bangsa Indonesia.

Peristiwa ini menjadi pelajaran berharga bagi kita untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di tengah perbedaan.

Baca Juga: Jadi Korban Tragedi Kanjuruhan, Ayah Ini Sampai Buka 50 Kantong Jenazah Untuk Cari Anaknya yang Hilang

Peristiwa ini juga menjadi pengingat bagi kita untuk selalu menghormati hak-hak dasar setiap warga negara.

Artikel Terkait