Penulis
Intisari-online.com -Lampung adalah salah satu daerah di Nusantara yang berjaya dengan komoditas lada.
Lada hitam Lampung sudah diekspor ke berbagai negara sejak abad ke-16.
Bahkan memberi kontribusi besar bagi kemakmuran Kesultanan Banten, yang menguasai wilayah Lampung sejak abad ke-17.
Namun, kekayaan lada Lampung juga menarik perhatian pemerintah kolonial Belanda.
Hal itu membuat pemerintah kolonial Belanda berusaha keras untuk menguasai wilayah tersebut.
Perlawanan rakyat Lampung terhadap Belanda dipimpin oleh Radin Inten II, yang masih keturunan Sunan Gunung Jati.
Radin Inten II menolak untuk bekerja sama dengan Belanda dan lebih memilih untuk mengangkat senjata melawan penjajah.
Perjuangan Radin Inten II didukung penuh oleh rakyat Lampung, yang tidak mau kehilangan tanah dan hasil bumi mereka.
Perang Lampung melawan Belanda berlangsung selama lima tahun, dari tahun 1850 hingga 1856.
Dalam perang tersebut, rakyat Lampung berhasil menggagalkan beberapa serangan Belanda dan menimbulkan banyak korban di pihak penjajah.
Namun, akhirnya Belanda berhasil menembus pertahanan rakyat Lampung dan membakar istana Radin Inten II di Kotabumi.
Radin Inten II gugur dalam pertempuran pada tahun 1856.
Jenazahnya dimakamkan di desa Sukadana, Lampung Utara.
Setelah kematian Radin Inten II, perlawanan rakyat Lampung terhadap Belanda tidak berhenti.
Rakyat Lampung masih memiliki semangat juang yang tinggi dan terus berusaha mempertahankan tanah dan kehormatan mereka.
Mereka dipimpin oleh beberapa tokoh yang masih memiliki hubungan darah dengan Radin Inten II, seperti Radin Inten III, Radin Inten IV, dan Radin Inten V.
Perlawanan rakyat Lampung terus berlangsung hingga akhir abad ke-19.
Belanda menghadapi banyak kesulitan dalam menguasai wilayah Lampung karena kondisi geografis yang berbukit-bukit dan berhutan lebat.
Selain itu, rakyat Lampung juga memiliki strategi perang yang cerdik dan lihai.
Mereka sering melakukan serangan mendadak dan menyergap pasukan Belanda dari arah yang tidak terduga.
Namun, perlawanan rakyat Lampung juga mengalami banyak tekanan dan penderitaan.
Belanda mengerahkan pasukan besar-besaran dan menggunakan senjata-senjata modern untuk menghancurkan pertahanan rakyat Lampung.
Baca Juga: Jokowi Akhirnya Lintasi Jalan Rusak Di Lampung Yang Viral, Mobil Kepresidenan Pun Melaju Pelan
Banyak desa-desa yang dibakar dan dihancurkan oleh Belanda. Banyak pula rakyat Lampung yang tewas, luka-luka, atau ditangkap dan dibuang oleh Belanda.
Perlawanan rakyat Lampung akhirnya meredup pada awal abad ke-20.
Belanda berhasil membangun infrastruktur jalan dan rel kereta api yang memudahkan mereka untuk mengontrol wilayah Lampung.
Belanda juga berhasil menangkap atau membunuh beberapa tokoh perlawanan rakyat Lampung, seperti Radin Inten IV pada tahun 1904 dan Radin Inten V pada tahun 1906.
Meskipun demikian, perlawanan rakyat Lampung tidak sia-sia.
Mereka telah menunjukkan semangat juang yang luar biasa dan menjadi inspirasi bagi generasi-generasi selanjutnya.
Mereka juga telah membuktikan bahwa rakyat Lampung tidak mudah menyerah dan tunduk kepada penjajah.