Find Us On Social Media :

Sebelum Perjanjian Giyanti, Ada Perjanjian Lain Yang Merugikan Mataram Islam, VOC Menang Banyak

By Moh. Habib Asyhad, Jumat, 5 Mei 2023 | 16:17 WIB

Keputusan Mataram Islam meminta bantuan VOC saat menghadapi pemberontakan Trunojoyo harus dibayar mahal. Wilayah pesisir jadi tumbalnya.

Keputusan Mataram Islam meminta bantuan VOC saat menghadapi pemberontakan Trunojoyo harus dibayar mahal. Wilayah pesisir jadi tumbalnya.

Intisari-Online.com - Ada sederet perjanjian antara VOC dan Mataram Islam yang dalam praktiknya sangat merugikan Mataram Islam.

Yang terkenal tentu saja Perjanjian Giyanti 1755 yang memecah Mataram Islam jadi dua: Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Surakarta.

Tapi sebelum itu, ada perjanjian lain yang juga sangat merugikan Mataram Islam.

Perjanjian itu terjadi pada 1705 yang dikenal sebagia Perjanjian Cirebon.

Ada sederet poin dalam perjanjian itu.

Perjanjian Mataram-VOC 1705 merupakan perjanjian yang dibuat antara Pakubuwana I dari Mataram dan VOC.

Dalam perjanjian itu VOC setuju untuk menghapuskan utang Mataram yang bertumpuk sejak VOC membantu raja Amangkurat II menumpaskan pemberontakan Trunajaya yang meletus tahun 1675.

Meski begitu, ada beberapa hal yang harus disetujui oleh Mataram Islam.

1. Mengulangi pengakuannya atas batas wilayah Batavia yang mencakup wilayah Parahyangan

2. Mengakui Cirebon sebagai protektorat VOC

3. Melepaskan pengaruh Madura bagian timur, termasuk Sumenep dan Pamekasan