Find Us On Social Media :

Begini Interkoneksi Kebangkitan Bangsa-bangsa Asia Dengan Situasi Di Indonesia

By Moh. Habib Asyhad, Kamis, 4 Mei 2023 | 19:19 WIB

Interkoneksi kebangkitan negara-negara Asia dengan situasi di Indonesia terkait erat dengan munculnya ide dan semangat nasionalisme, semangat merdeka dari penjajahan.

Dalam konteks sejarah di Asia, Kebangkitan Nasional dan nasionalisme bangsa Timur lahir karena adanya reaksi dari kolonialisme dan imperialisme pada abad ke-20.

Lantas, bagaimana interkoneksi kebangkitan bangsa-bangsa Asia dengan situasi di Indonesia?

Fenomena pergerakan kebangsaan dan nasionalisme yang berkembang sejak awal abad ke-20 bukan sesuatu yang muncul begitu saja.

Interkoneksi bangsa-bangsa Asia dalam upaya menghadapi penjajah seperti komunitas Jawi di Makkah, Mahatma Gandhi di India, Sun Yat Sen di Cina, dan Jose Rizal di Filipina, sekaligus dapat menyebarkan ide-ide nasionalisme.

Sebuah ide tentang munculnya kesadaran nasional dan imajinasi tentang negara bangsa tidak hanya muncul dari individu, komunitas, atau masyarakat yang berada di tanah airnya.

Tidak jarang pemikiran tersebut justru muncul dari seseorang yang telah meninggalkan tanah airnya.

Dari mobilisasi dan pertemuannya dengan bangsa-bangsa lain lah ditemukan arti nasion dan rasa kebangsaan.

Pengalaman melintasi negara satu ke negara lain, perasaan jauh dari tanah air, dan merasakan hidup dalam lingkungan diaspora baru tidak jarang menumbuhkan perasaan yang berbeda terhadap tanah air.

Faktor yang ikut memengaruhi munculnya kesadaran kebangsaan atau nasionalisme, yakni:

1. Penjajahan/kolonialisme oleh Belanda.

2. Volksraad

Volksraad, lembaga perwakilan rakyat Hindia Belanda yang didirikan pada tahun 1918, mempertemukan elit-elit bumiputera dari berbagai daerah dan suku bangsa yang telah menumbuhkan perasaan senasib dan sepenanggungan di kalangan kaum bumiputera sekaligus kesadaran bahwa pada dasarnya mereka sama.

3. Pendidikan Barat telah melahirkan elit politik baru yang memiliki kesadaran bahwa mereka sebenarnya dijajah oleh Belanda.

4. Agama Islam sebagai agama mayoritas.

Islam bukan sekadar ikatan religi biasa melainkan sudah lama menjadi simbol perlawanan terhadap kekuasaan asing khususnya bangsa Barat.