Find Us On Social Media :

Sikap Ayah Sambernyawa Yang Anti-VOC Berisiko Tinggi, Takhta Mataram Islam Pun Lepas Dari Tangannya

By Moh. Habib Asyhad, Kamis, 4 Mei 2023 | 15:30 WIB

Sikap memberontak Pangeran Sambernyawa ternyata terwarisi dari ayahnya, Arya Mangkunegara. Dia terkenal keras terhadap VOC bahkan harus rela kehilangan takhta Mataram Islam.

Pemberontakan itu mengakibatkan tembok benteng keraton Kartasura setinggi 4 meter roboh.

Raja Mataram Islam ketika itu, Pakubuwono II, pun harus lari ke Ponorogo.

Sambernyawa sendiri membangun basis pertahanan di sekitar Randulawang, sebelah utara Surakarta.

Kekuatan Sambernyawa semakin membesar ketika pamannya, Pangeran Mangkubumi, bergabung dengan pasukannya.

Persekutuan itu diperkuat dengan dinikahkannya Sambernyawa dengan putri Pangeran Mangkubumi.

Sejak saat itulah RM Said memakai gelar Pangeran Adipati Mangkunegara Senopati Panoto Baris Lelono Adikareng Noto.

Ketika sedang bergerilya di sekitar Yogyakarta, Sambernyawa mendapat kabar tentang kematian Pakubuwono II.

Dia pun meminta mertuanya, Pangeran Mangkubumi, mengangkat diri sebagai Raja Mataram.

Mangkubumi naik tahta di Mataram Yogyakarta dengan gelar Kanjeng Susuhunan Pakubuwono Senopati Ngaloka Abdurrahman Sayidin Panotogomo.

Sementara Sambernyawa diangkat sebagai patih sekaligus perang.

Tapi setelah hampir sepuluh tahun bersekutu, Sambernyawa harus pisah kongsi dengan Mangkubumi karena perbedaan prinsip.

Ketika Pangeran Mangkubumi akhirnya mengakhiri perlawanannya setelah dinobatkan sebagai penguasa Kasultanan Yogyakarta melalui Perjanjian Giyanti 1755, Sambernyawa masih terus melakukan perlawanan.

Selama 16 tahun perlawanan, setidaknya dia telah memimpin sebanyak 250 pertempuran.