Find Us On Social Media :

Ketika Takhta Jadi Pemicu Pertumpahan Darah Antar Saudara di Dalam Mataram Islam

By Afif Khoirul M, Kamis, 4 Mei 2023 | 13:50 WIB

Peperangan antara Mataram Islam dan Kerajaan Demak.

Intisari-online.com - Pangeran Puger adalah salah satu sosok penting dalam sejarah Kerajaan Mataram Islam.

Ia adalah anak dari Amangkurat I dan cucu dari Sultan Agung.

Ia juga merupakan pamannya Amangkurat III dan pendiri dinasti Pakubuwana yang berkuasa di Surakarta.

Namun, sebelum menjadi raja, ia pernah mengalami konflik dan pemberontakan melawan saudara-saudaranya karena merasa pantas atas singgasana Mataram.

Pangeran Puger terlahir dengan nama Raden Mas Darajat pada tahun 1648 di Plered, ibu kota Mataram saat itu.

Ia adalah anak dari Ratu Wetan, permaisuri kedua Amangkurat I yang berasal dari keluarga Kajoran, keturunan Pajang.

Ia memiliki saudara tiri dari Ratu Kulon, permaisuri pertama Amangkurat I, yaitu Raden Mas Rahmat yang kemudian bergelar Amangkurat II.

Pada tahun 1674, terjadi pemberontakan Trunajaya yang dipimpin oleh seorang pangeran dari Madura.

Pemberontakan ini didukung oleh beberapa adipati dan bangsawan Mataram, termasuk keluarga Kajoran.

Amangkurat I merasa kecewa dan mencabut gelar putra mahkota (adipati anom) dari Raden Mas Darajat yang sebelumnya telah ia berikan sebagai pengganti Raden Mas Rahmat yang ia anggap tidak setia.

Pada tahun 1677, pemberontakan Trunajaya mencapai puncaknya dengan menyerang Keraton Plered.

Baca Juga: Pengkhianat Mataram yang Diinjak-injak di Kompleks Makam Sultan Agung Hingga Saat Ini