Find Us On Social Media :

Falsafah Jawa di Balik Kesuksesan Film-film Marvel Cinematic Universe

By Yoyok Prima Maulana, Selasa, 2 Mei 2023 | 14:17 WIB

Falasah Jawa dalam film-film besutan Marvel Studio.

Intisari-online.com - Marvel Cinematic Universe (MCU) adalah sebuah waralaba media yang berbasis pada karakter-karakter pahlawan super dari komik Marvel.

MCU mencakup berbagai film, serial televisi, dan media lain yang saling terhubung dalam satu alam semesta fiksi.

MCU telah menjadi salah satu waralaba film terlaris dan terpopuler di dunia, dengan pendapatan lebih dari 22 miliar dolar AS dan penghargaan berbagai macam.

Salah satu faktor yang membuat MCU begitu sukses adalah kemampuannya untuk menghadirkan cerita-cerita yang menarik, menghibur, dan menginspirasi.

Cerita-cerita tersebut tidak hanya menampilkan aksi-aksi spektakuler dan efek visual yang memukau, tetapi juga mengandung pesan-pesan moral dan nilai-nilai kebaikan yang universal.

Dalam hal ini, MCU sebenarnya memiliki kesamaan dengan falsafah Jawa, yaitu ilmu yang mempelajari tentang filsafat yang bertumpu pada pemikiran-pemikiran yang berakar pada budaya Jawa.

Falsafah Jawa adalah salah satu cabang dari filsafat Timur, yang umumnya berdasarkan pada pemikiran para filsuf di India dan Tiongkok.

Berikut adalah beberapa contoh falsafah Jawa di balik kesuksesan MCU:

1. Witing Tresno Jalaran Soko Kulino

Falsafah ini artinya cinta bisa tumbuh karena terbiasa. Falsafah ini mengajarkan bahwa cinta tidak harus selalu berdasarkan pada perasaan atau emosi semata, tetapi juga bisa berdasarkan pada kebiasaan atau keakraban.

Falsafah ini dapat ditemukan dalam film Captain America: The Winter Soldier (2014), di mana Steve Rogers alias Captain America (Chris Evans) jatuh cinta kepada Natasha Romanoff alias Black Widow (Scarlett Johansson).

Dalam film tersebut, Steve dan Natasha awalnya tidak begitu dekat atau akrab. Mereka hanya bekerja sama sebagai agen S.H.I.E.L.D., sebuah organisasi rahasia yang melindungi dunia dari ancaman-ancaman jahat.