5 Tipe Orang yang Harus Dihindari Menurut Tradisi Sunda Agar Hidup Bahagia

Yoyok Prima Maulana

Penulis

Tipe-tipe orang yang wajib dijauhi menurut tradisi Sunda.

Intisari-online.com - Suku Sunda adalah salah satu suku di Indonesia yang mendiami Provinsi Jawa Barat dan Banten.

Mereka memiliki tradisi khas, termasuk pepatah atau peribahasa yang mengandung nasihat dan hikmah tentang kehidupan.

Pepatah Sunda biasanya diturunkan dari generasi ke generasi melalui tradisi lisan, seperti dongeng, pantun, sisindiran, dan lain-lain.

Pepatah Sunda dapat membantu kita untuk memahami karakter dan sifat manusia, serta memberikan petunjuk untuk bersikap dan bertindak dalam berbagai situasi.

Dengan mengikuti pepatah Sunda, kita bisa menjalani hidup dengan lebih bijak dan harmonis.

Namun, ada juga beberapa tipe orang yang harus dihindari menurut tradisi atau pepatah Sunda, karena mereka bisa membawa dampak negatif atau merugikan bagi kita.

Berikut ini adalah beberapa contoh pepatah Sunda yang menggambarkan tipe orang yang harus dihindari, beserta arti dan penjelasannya.

1. Asa ngadat ngadatna

Artinya: Ada gatal gatalnya.

Pepatah Sunda ini menggambarkan sifat orang-orang yang suka mencari masalah atau menimbulkan keributan tanpa alasan yang jelas.

Orang-orang seperti ini tidak bisa hidup damai atau rukun dengan orang lain, dan selalu mencari-cari kesempatan untuk membuat onar atau kacau.

Orang-orang seperti ini harus dihindari karena bisa mengganggu ketenangan atau keamanan kita.

2. Basa basi teu basa basana

Artinya: Basa basi tidak basa basanya.

Pepatah Sunda ini menggambarkan sifat orang-orang yang suka berpura-pura atau berbohong dalam berbicara atau bersikap.

Orang-orang seperti ini tidak jujur atau tulus dalam berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain, dan hanya ingin mengambil keuntungan atau kesenangan dari orang lain.

Orang-orang seperti ini harus dihindari karena bisa menipu atau menyakiti kita.

3. Cai karacak ninggang batu laun laun jadi dekok

Artinya: Air keruh mengenai batu lama-lama menjadi jernih.

Ujar-ujar ini menjelaskan tentangsifat orang-orang yang suka menunda-nunda atau malas dalam melakukan sesuatu.

Orang-orang seperti ini tidak memiliki semangat atau motivasi untuk berusaha atau berkarya, dan hanya menunggu keadaan menjadi baik dengan sendirinya.

Orang-orang seperti ini harus dihindari karena bisa menghambat kemajuan atau kesuksesan kita.

4. Dina dina teu aya dina

Artinya: Hari hari tidak ada hari.

Peribahasa ini menggambarkan sifat orang-orang yang tidak memiliki tujuan atau arah dalam hidup.

Orang-orang seperti ini tidak memiliki cita-cita atau impian yang ingin dicapai, dan hanya menjalani hidup dengan pasrah atau acuh tak acuh.

Orang-orang seperti ini harus dihindari karena bisa menulari kita dengan sikap negatif atau pesimis mereka.

5. Guru ngajar ulah ngajara

Artinya: Guru mengajar jangan mengajar.

Pepatah Sunda ini menggambarkan sifat orang-orang yang suka sok tahu atau sok pintar dalam memberikan nasihat atau pendapat kepada orang lain.

Orang-orang seperti ini tidak mau mendengar atau menerima masukan dari orang lain, dan selalu merasa diri mereka lebih benar atau lebih hebat dari orang lain.

Artikel ini dibuat dengan bantuan AI

Baca Juga: Mengapa Orang Sunda Punya Tradisi Tidak Boleh Menyapu di Malam Hari? Bisa Mengundang Gendruwo?

Artikel Terkait