Penulis
Intisari-Online.com -Baru-baru ini, publik dihebohkan dengan viralnya video seorang kakek lumpuh yang diduga dibuang oleh anaknya sendiri di pinggir jalan di Kota Tangerang.
Kejadian tersebut menimbulkan kemarahan dan simpati dari banyak orang yang menyaksikan video tersebut.
Namun, tahukah Anda bahwa ada tradisi membuang orang tua di Jepang? Tradisi tersebut bernama ubasute dan dilakukan dengan alasan tertentu.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang asal-usul, proses, dan dampak dari tradisi ubasute di Jepang.
Kakek lumpuh dibuang di pinggir jalan
Sebuah kejadian memilukan menimpa seorang kakek bernama Toto Daryanto (51) yang diduga dibuang oleh anak kandungnya sendiri di pinggir jalan.
Kakek Toto Daryanto mengalami kelumpuhan dan tidak bisa bergerak sama sekali.
Ia ditinggalkan di Jalan Palem Manis Kampung Dumpit RT 003 RW 005 Kelurahan Gandasari, Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang, Banten.
Melansir Tribunnews.com,Minggu (30/4/2023), kejadian tersebut terjadi pada Selasa, 25 April 2023 sekitar pukul 12.00 WIB.
Menurut keterangan Ketua Rukun Warga (RW) setempat, ada warga yang melihat dua orang mengendarai sepeda motor menurunkan kakek tersebut di lokasi dan langsung meninggalkannya.
Baca Juga: Termasuk Festival Lopis Raksasa, Inilah Tradisi Syawalan di Pekalongan
Warga yang melihat kejadian itu merasa iba dan mencoba mendekati kakek malang itu untuk kemudianmelaporkan kejadian itu ke pihak berwajib.
Pihak Kepolisian Resor Metro Tangerang Kota membenarkan adanya laporan tersebut dan langsung menurunkan anggota untuk mengevakuasi kakek tersebut.
Bhabinkamtibmas Kelurahan Gandasari Bripka Nuri Eka bersama dengan ketua RT dan RW setempat datang ke lokasi dan membawa kakek tersebut ke Kantor Dinas Sosial Kota Tangerang³.
Di Kantor Dinas Sosial Kota Tangerang, kakek tersebut dilakukan pendataan dan pemeriksaan kesehatan.
Karena kondisinya yang memprihatinkan, ia kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tangerang untuk mendapatkan perawatan medis lebih lanjut.
Hingga saat ini, belum diketahui siapa anak kandung yang tega membuang kakek tersebut dan apa motifnya. Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait kasus ini.
Tradisimembuang orang tua di Jepang
KisahToto Daryanto tentu saja terasa memilukan untuk kita dengar. Namun, meski sulit percaya, ada tradisi membuang orang tua di Jepang yang dikenal dengan sebutan ubasute.
Melansir Ancient Origins,Minggu (30/4/2023), ubasute adalah sebuah tradisi kuno dari cerita rakyat Jepang yang berarti "meninggalkan seorang wanita tua" atau "meninggalkan orang tua".
Tradisi ini dilakukan dengan cara membuang kerabat atau anggota keluarga yang sakit atau lanjut usia ke tempat terpencil, seperti gunung atau hutan, dan untuk dibiarkan meninggal sendiri.
Tradisi ubasute muncul pada zaman Jepang Kuno ketika musim gagal panen dan penduduk kekurangan bahan makanan.
Baca Juga: Ketupat Jembut, Tradisi Syawalan Ala Semarang yang Namanya Terinspirasi Ini
Beberapa keluarga melakukan ubasute untuk mengurangi beban dan jatah makanan mereka. Selain itu, ubasute juga dimaksudkan untuk mengantarkan orang tua yang sudah renta pada kematian.
Tradisi ini diklaim sebenarnya berasal dari India yang datang melalui China pada abad ke-6. Kisah dari India tersebut menceritakan seorang raja yang membenci orang tuanya.
Karena kebenciannya tersebut, sang raja membuat peraturan untuk membuang orang tua yang telah lanjut usia ke pengasingan. Bahkan orang yang tidak mengikuti peraturan tersebut akan dihukum berat.
Tradisi ubasute biasanya dilakukan oleh anak laki-laki dengan menggendong ibu mereka di atas punggung.
Kemudian, mereka akan membawa orang tua mereka ke gunung atau hutan lebat dan meninggalkan mereka sendirian.
Terkadang orang tua tidak dibekali makanan apapun. Sehingga mereka yang sudah lanjut usia ini akan kelaparan, dehidrasi, hipotermia, atau diserang binatang buas.
Namun, meskipun ubasute dibuktikan ada dalam sejumlah legenda Jepang, tidak jelas apakah itu benar-benar praktik umum di masa lalu.
Hanya saja, ada buktibahwa saat iniubasute sedang "dihidupkan kembali" di Jepang modern, sebagaimana dilaporkan. Namun praktik "kejam" tersebut "dihidupkan kembali" dalam bentuk yang sedikit berbeda.
Beberapa orang tua yang sudah lanjut usia dikirim ke panti jompo atau rumah sakit dan ditinggalkan tanpa kunjungan atau perhatian dari keluarga mereka.
Baca Juga: Apa Itu Syawalan? Makna dan Tradisi di Berbagai Wilayah di Indonesia