Atas Perintah Penguasa Mataram Islam Amangkurat III, Pangeran Puger Harus Hukum Mati Putrinya Sendiri

Moh. Habib Asyhad

Penulis

Atas perintah penguasa Mataram Islam Amangkurat III, Pangeran Puger harus menghukum putrinya sendiri, Raden Ayu Lembah.

Atas perintah penguasa Mataram Islam Amangkurat III, Pangeran Puger harus menghukum putrinya sendiri, Raden Ayu Lembah.

Intisari-Online.com -Tak hanya dengan kakak tirinya, Pangeran Puger juga ditakdirkan berkonflik dengan keponakan yang juga menantunya sendiri.

Mereka berdua adalah raja-raja Mataram, Amangkurat II dan Amangkurat III.

Dalam satu momen, Pangeran Puger pernah diperintah Amangkurat III untuk membunuh putrinya sendiri, Raden Ayu Lembah.

Raden Ayu Lembah adalah permaisuri Amangkurat III.

Penyebabkan adalah dugaan perzinahan.

Suatu masa, muncul dugaan perselingkuhan antaraRaden Ayu Lembah dan Raden Sukra, anak seorang pejabat istana.

Raden Ayu Lembah sendiri menikah dengan Amangkurat III pada 1698, jauh sebelum Amangkurat III naik takhta.

Pernikahan itu adalah upaya rekonsiliasi antara Amangkurat II dan Pangeran Puger.

Menurut Babad Tanah Jawi, perselingkuhan itu terbongkar ketika Raden Sukra mengirimkan surat cinta kepada Raden Ayu Lembah melalui seorang perempuan pengasuhnya.

Surat cinta itu ditemukan oleh seorang perempuan pengasuh Raden Ayu Lembah lain yang curiga dengan tingkah laku majikannya.

Dia kemudian membawa surat itu kepada Amangkurat III dan memberitahukan tentang perselingkuhan yang terjadi.

Amangkurat III sangat marah dan merasa terhina oleh istrinya.

Ia segera mengirimkan utusan untuk menangkap Raden Sukra dan membunuhnya di depan Patih Sindureja, ayahnya.

Sementara itu, Amangkurat III juga mengirimkan suruhan kepada Pangeran Puger, ayah dan mertua Raden Ayu Lembah, untuk menghukum mati putrinya sendiri.

Amangkurat III menuntut Pangeran Puger untuk membuktikan kesetiaannya kepada raja dengan cara mencekik Raden Ayu Lembah hingga tewas.

Ini adalah perintah yang sangat berat dan menyakitkan bagi Pangeran Puger, yang harus memilih antara anak atau raja.

Tapi perselingkuhan itu tak ujuk-ujuk terjadi.

Meski bergelar permaisuri, Raden Ayu Lembah merasa tak seperti permaisuri.

Dia merasa dicampakkan olehAmangkurat III.

Saat itulah dia memutuskanpulang ke rumah orangtuanya, Pangeran Puger.

Ketika sedang duduk-duduk, dia melihat Raden Sukra dari kejauhan.

Dia terlihat begitu gagah dengan pakaian terbaiknya.

Berawal dari saling tatap, keduanya semakin dekat dan hubungan mereka semakin jauh saja.

Sementara di sisi lain, Amangkurat III semakin terlena dengan istri barunya, Rara Onje dari Banyumas.

Bagaimanapun juga, itu sangat mengganggu kondisi Raden Ayu Lembah.

Kenapa Amangkurat III menikah Rara Onje, dia berasalan bahwa Raden Ayu Lembah tidak bisa memuaskan hasratnya sebagai seorang istri.

Raden Ayu Lembah semakin jengkel, dia pun menulis surat, tidak mau kembali ke Kartasura.

Amangkurat III sontak marah, dia menuding Raden Ayu Lembah telah mengkhianatinya.

Dia kemudian meminta Pangeran Puger yang notabene adalah mertuanya sekaligus pamannya menghukum Raden Ayu Lembah.

Kondisi itu semakin buruk setelah ditemukannya surat cinta Raden Sukra kepada Raden Ayu Lembah.

Pangeran Pugen marah besar dan menyebut sang putri telah mencoreng nama besar keluarga karena telah melakukan serong.

Sebagai hukuman, Pangeran Puger memerintahkan tiga putranya menghukum Raden Ayu Lembah.

Dalam kondisi tak kuasa, mereka melaksanakan perintah Pangeran Puger: Raden Ayu Lembah tewas setelah dicekik oleh adik-adiknya.

Proses hukuman mati itu tergambar dengan jelas dalam sebuah lukisan yang sekarang menjadi koleksi digital Universitas Leiden.

Dalam lukisan itu juga digambarkan bagaimana dayang-dayang Raden Ayu Lembah juga ikut dihukum.

Mereka dijebloskan ke kadang macan dalam kondisi telanjang.

Raden Sukra sendiri dihabisi oleh orang suruhan Amangkurat III.

Artikel Terkait