Find Us On Social Media :

Kisah Trunojoyo, Sang Pemberontak dari Madura yang Hampir Meruntuhkan Mataram Islam

By Afif Khoirul M, Selasa, 25 April 2023 | 13:10 WIB

Ilustrasi - Pemberontakan Trunojoyo, Mataram Islam.

Intisari-online.com - Mataram adalah sebuah kerajaan Islam yang berkuasa di Jawa pada abad ke-17.

Di bawah pemerintahan Sultan Agung, Mataram mencapai puncak kejayaannya dengan menaklukkan sebagian besar Jawa Tengah dan Timur, serta beberapa daerah di luar pulau.

Namun, setelah Sultan Agung wafat pada 1645, Mataram mengalami kemunduran akibat kebijakan-kebijakan yang tidak populer dari raja-raja berikutnya.

Salah satu raja yang paling dibenci oleh rakyat adalah Amangkurat I, yang naik takhta pada 1646.

Amangkurat I dikenal sebagai raja yang kejam, sewenang-wenang, dan bersekutu dengan Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC).

Dia sering melakukan pembunuhan terhadap para bangsawan dan ulama yang dianggap sebagai musuh atau pesaing politiknya.

Salah satu korban pembunuhan Amangkurat I adalah ayah dari Trunojoyo, seorang bangsawan Madura yang dipaksa tinggal di Mataram setelah daerahnya ditaklukkan oleh Sultan Agung.

Trunojoyo sendiri lahir sekitar tahun 1649 di Arosbaya, Madura. Dia merupakan keturunan dari raja terakhir Madura Barat yang masih memiliki hubungan darah dengan raja-raja Majapahit.

Trunojoyo tumbuh menjadi seorang pemuda yang cerdas, berani, dan berwibawa.

Dia juga memiliki kecintaan yang mendalam terhadap agama Islam dan budaya Madura.

Pada tahun 1674, Trunojoyo memimpin pemberontakan terhadap Mataram dengan dukungan dari pasukan Makassar yang dipimpin oleh Karaeng Galesong.

Baca Juga: Tak Terjebak Nafsu Duniawi, Pangeran Benowo Relakan Pajang Dikuasai Mataram Islam, Demi Agama?