Sultan Agung Cemari Sungai Ciliwung Dengan Kotoran Manusia, Jenderal VOC Pun Jadi Korbannya

Moh. Habib Asyhad

Penulis

Jan Pieterszoon Coen diduga tewas karena karena wabah kolera, akibat strategi Sultan Agung mencemari Sungai Ciliwung dengan kotoran manusia.

Jan Pieterszoon Coen diduga tewas karena karena wabah kolera, akibat strategi Sultan Agung mencemari Sungai Ciliwung dengan kotoran manusia.

Intisari-Online.com -Salah satu strategi Sultan Agung kekita melawan VOC di Batavia adalah mencemari Sungai Ciliwung dengan kotoran manusia.

Konon, dari sanalah wabah kolera muncul di Batavia.

Salah satu Gubernur Jenderal VOC paling disegani pun jadi korbannya.

Sebelum menyerang VOC, Mataram sempat menawarkan opsi perdamaian dengan kongsi datang terkaya yang pernah ada itu.

Tapi tawaran itu ditolak mentah-mentah oleh VOC.

Tak mau menanggung malu, Sultan Agung pun memutuskan menyerang Batavia.

Dua kali bahkan.

Pada 27 Agustus 1628, untuk pertama kalinya Sultan Agung mengirim pasukan Mataram ke Batavia.

Rombongan ini dipimpin oleh Tumenggung Bahureksa.

Rombongan itu kemudian disusul oleh rombongan lain yang dipimpin oleh Pangeran Mandureja pada Oktober 1628.

Total jenderal,ada 10 ribu pasukan Mataram yang dikirim ke bekas Sunda Kelapa.

Tapi apa mau dikata,tentara Mataram kocar-kacir menghadapi persenjataan VOC yang lebih modern.

Sultan Agung geram, dua panglimanya, Tumenggung Bahureksa dan Pangeran Mandureja dipenggal kepalanya.

Pada penyerbuan pertama ini, VOC disebut menemukan 744 mayat prajurit Mataram tewas tanpa kepala.

Gagal pada serangan pertama, Sultan Agung ternyata tidak kapok.

Raja keempat Mataram itu kembali mengirim pasukannya ke Batavia.

Pada Mei 1929, Sultan mengirim pasukan Mataram I di bawah pimpinan Adipati Ukur.

Sebulan kemudian, datang pasukan Mataram II pimpinan Adipati Juminah.

Total, ada 14 ribu pasukan Mataram yang dikirim untuk menjinakkan VOC.

Tak mau kegagalan pada serangan pertama berulang, Sultan Agung membuat perencanaan yang lebih matang.

Salah satunya, dia membangun lumbung-lumbung beras di sekitar Karawang dan Cirebon.

Tapi lagi-lagi, lumbung-lumbung itu justru menjadi sasaran tembak VOC, Sultan Agung pun gagal lagi.

Siasat lain, Sultan Agung membendung dan mengotoriSungai Ciliwung yang menjadi sumber air utama VOC dengan kotoran manusia.

Batavia pun diserang wabah kolera, banyak pasukan VOC yang tewas, termasuk Jenderal J. P. Coen, Gubernur Jenderal VOC.

Sebenarnya ada dua versi kematian Coen.

Versi Belanda, Coen meninggal karena kolera yang kini lebih dikenal dengan muntah darah.

Sementara versi lainnya meyakini bahwa kematian Coen akibat serangan bala tentara Sultan Agung dari Mataram.

Dari kedua versi ini kemudian diyakini bahwa Coen meninggal karena terjangkit wabah kolera yang sengaja disebarkan oleh pasukan Mataram di Sungai Ciliwung setelah peristiwa Serangan Besar di Batavia tahun 1628.

Artikel Terkait