Find Us On Social Media :

Kini Sohor Lewat Semana Santa, Dulu Larantuka Tenar Sebagai Satu-satunya Kerajaan Katolik di Nusantara, Hancur karena Kayu Cendana

By Ade S, Kamis, 6 April 2023 | 09:43 WIB

Ribuan massa tumpah ruah mengikuti perarakan patung Tuan Ma (Bunda Maria) dari Kapela Tuan Ma ke Gereja Katedral Reinha Rosari Larantuka, di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (2/4), dalam rangkaian perayaan Paskah 2010. Tahun ini juga ditetapkan oleh Keuskupan Larantuka tahun yubileum 5 abad patung Tuan Ma di Larantuka. Kompas/Arbain Rambey (ARB) 02-04-2010 *** Local Caption *** Ribuan massa tumpah ruah mengikuti perarakan patung Tuan Ma (Bunda Maria) dari Kapela Tuan Ma ke Gereja Katedral Reinha Rosari Larantuka., di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (2/4), dalam rangkaian perayaan Paskah 2010. Tahun ini juga ditetapkan oleh Keuskupan Larantuka tahun yubileum 5 abad patung Tuan Ma di Larantuka. Kompas/Arbain Rambey (ARB) 02-04-2010

Intisari-Online.com - Larantuka, sebuah kota di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, terkenal sebagai tempat penyelenggaraan Semana Santa, sebuah tradisi Katolik yang memperingati penderitaan dan kematian Yesus Kristus.

Namun, tahukah Anda bahwa Larantuka juga memiliki sejarah yang menarik sebagai satu-satunya kerajaan Katolik di Nusantara?

Kerajaan Larantuka didirikan pada abad ke-14 M dan berkuasa hingga abad ke-19 M. Kerajaan ini menjalin hubungan baik dengan Portugis yang membawa agama Kristen ke wilayahnya.

Kerajaan ini juga menjadi pusat perdagangan kayu cendana yang sangat diminati oleh Eropa. Namun, kejayaan Kerajaan Larantuka berakhir ketika Belanda mengalahkan Portugis dan mengambil alih wilayahnya.

Artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang asal-usul, perkembangan, dan kemunduran Kerajaan Larantuka yang pernah menjadi kerajaan Katolik pertama di Nusantara.

Perayaan Tri Hari Suci dan Tradisi Semana Santa di Larantuka

Larantuka, kota kecil di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, menjadi pusat perhatian umat Katolik setiap tahunnya saat memasuki pekan suci menjelang Paskah.

Ribuan peziarah dari berbagai daerah di Indonesia maupun mancanegara datang ke Larantuka untuk mengikuti prosesi Semana Santa, sebuah tradisi yang diwariskan sejak lima abad yang lalu.

Semana Santa Larantuka dikenal juga dengan Hari Bae Nagi yang berarti hari besar bagi umat Katolik.

Perayaan ini dimulai pada Rabu Trewa (Rabu Abu), saat patung Tuan Ma (Bunda Maria) dan Tuan Ana (Yesus Kristus) dibuka dari tabut kayu dan diperlihatkan kepada umat untuk dicium sebagai tanda penghormatan dan pengakuan dosa.

Baca Juga: Sudah Ada Sejak Abad 13, Inilah Kerajaan Larantuka, Kerajaan Kristen Pertama Di Nusantara