Misteri Kematian Sultan Agung, Raja Mataram Islam yang Ditakuti Belanda dan Hampir Kuasai Pulau Jawa

Afif Khoirul M

Penulis

Ilustrasi - Kematian Sultan Agung yang misterius.

Intisari-online.com - Sultan Agung Hanyokrokusumo adalah raja ketiga dari Kesultanan Mataram, kerajaan Islam terbesar di Pulau Jawa yang berdiri pada abad ke-16 hingga ke-18.

Ia memerintah dari tahun 1613 hingga 1645 dan berhasil menguasai hampir seluruh wilayah Jawa, Madura, dan sebagian Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi.

Ia juga dikenal sebagai raja yang berani melawan penjajahan VOC di Batavia, meskipun dua kali gagal.

Namun, di balik kejayaan dan keberaniannya, Sultan Agung juga menyimpan misteri tentang kematian dan makamnya. Bagaimana kisahnya?

Sakit Parah dan Ramalan Nyi Roro Kidul

Menurut sejarawan H.J. de Graaf dalam bukunya Puncak Kekuasaan Mataram: Politik Ekspansi Sultan Agung.

Kesehatan Sultan Agung mulai menurun setelah ia mendapat gelar dari Mekkah pada tahun 1640.

Ia jatuh sakit parah pada tahun 1642 dan pemerintahan Mataram diurus oleh Tumenggung Wiraguna.

Ada riwayat yang menyebutkan bahwa Nyi Roro Kidul, ratu pantai selatan yang dipercaya sebagai istri spiritual Sultan Agung, sudah meramalkan kematian sang raja pada tahun 1644.

Dalam ramalannya, Nyi Roro Kidul mengatakan bahwa Sultan Agung akan meninggal pada hari Jumat Wage bulan Ruwah tahun Alip (1645) dan dimakamkan di puncak bukit Imogiri.

Sultan Agung pun mempersiapkan makamnya di Imogiri dengan membangun sebuah masjid dan menara pengawas.

Baca Juga: Dua Kali Berani Serang Belanda, Inilah 8 Fakta Sultan Agung, Raja Mataram yang Ditakuti VOC

Ia juga memerintahkan agar makamnya dibangun dengan arsitektur yang unik dan megah.

Wabah Penyakit Pes

Selain sakit parah, faktor lain yang diduga menjadi penyebab kematian Sultan Agung adalah wabah penyakit pes yang melanda Jawa pada tahun 1625-1627.

Wabah ini membunuh dua pertiga penduduk di beberapa daerah di Jawa Tengah dan sepertiga penduduk Banten.

Wabah ini disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis yang ditularkan oleh tikus dan kutu.

Gejala penyakit ini antara lain demam tinggi, pembengkakan kelenjar getah bening (buboes), perdarahan internal, dan luka bernanah.

Kematian Misterius

Pada tanggal 20 September 1645, Sultan Agung meninggal dunia di istana Plered. Namun, ada beberapa versi tentang penyebab kematian beliau.

Versi pertama menyebutkan bahwa Sultan Agung meninggal karena sakit pes yang dideritanya sejak lama.

Versi kedua menyebutkan bahwa Sultan Agung meninggal karena diracun oleh salah satu permaisurinya yang bernama Ratu Mas Tinumpuk atau Kanjeng Ratu Kulon.

Baca Juga: Kisah Heroik Perlawanan Mataram Islam terhadap VOC, Cikal Bakal Kemerdekaan Indonesia?

Versi ketiga menyebutkan bahwa Sultan Agung meninggal karena dibunuh oleh salah satu putranya yang bernama Raden Mas Sayidin atau Amangkurat I.

Makam Tersembunyi

Setelah meninggal, jenazah Sultan Agung dibawa ke Imogiri untuk dimakamkan sesuai dengan ramalan Nyi Roro Kidul.

Namun, perjalanan menuju Imogiri tidak mudah karena harus melewati hutan belantara dan sungai-sungai besar.

Selain itu, ada juga upaya penghalangan dari VOC yang ingin menghancurkan jenazah Sultan Agung.

Artikel Terkait