Datangkan Israel dan Palestina ke Indonesia Kurang dari 48 Jam, Cara 'Sakti' Gus Dur Berdiplomatik dengan Israel

Afif Khoirul M

Penulis

Saat Gus Dur datangkan Israel dan Palestina ke Indonesia Kurang dari 48 jam.

Intisari-online.com - Abdurrahman Wahid atau Gus Dur adalah presiden keempat Indonesia yang dikenal memiliki pendekatan berbeda dalam menangani konflik Israel dan Palestina.

Gus Dur adalah satu-satunya presiden Indonesia yang berhasil mendatangkan para pemimpin dari Israel dan Palestina ke Indonesia hanya dalam waktu kurang dari 48 jam pada tahun 2000.

Ini menunjukkan keseriusan Gus Dur untuk menjadikan Indonesia sebagai pihak yang dapat dipercaya oleh kedua belah pihak yang berseteru.

Salah satu gagasan diplomasi Gus Dur yang sempat menuai kontroversi adalah rencana untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel.

Gus Dur berpendapat bahwa Indonesia dapat melakukan kerja sama ekonomi dengan Israel tanpa harus mengorbankan dukungan kepada kemerdekaan Palestina.

Kolase/Intisari

Serta memastikan bahwa kapitalis George Soros, yang keturunan Yahudi, tidak mengacaukan pasar modal Indonesia.

Namun, rencana Gus Dur ini tidak mendapat dukungan dari sebagian besar masyarakat Indonesia, terutama umat Islam yang menganggap Israel sebagai musuh utama Palestina.

Gus Dur juga mendapat tentangan dari parlemen dan militer yang khawatir akan reaksi negatif dari negara-negara Arab dan Organisasi Konferensi Islam (OKI).

Akhirnya, gagasan diplomasi Gus Dur dengan Israel kandas setelah ia dicopot dari jabatan presiden pada tahun 2001.

Meskipun demikian, Gus Dur tetap dihormati sebagai sosok yang berani dan visioner dalam menawarkan solusi damai bagi konflik Israel dan Palestina.

Baca Juga: Dipelopori Segelintir Orang, Ternyata Begini Awal Mula Negara Israel Muncul

Gus Dur juga mendapat julukan "A Friend of Israel in the Islamic World" dari media Israel Haaretz karena sikapnya yang toleran dan inklusif terhadap umat Yahudi.

Diamerupakan salah satu tokoh Indonesia yang berjasa dalam mempromosikan perdamaian dan kemanusiaan di dunia.

Salah satu gagasan diplomasi Gus Dur yang sempat menuai kontroversi adalah rencana untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel.

Gus Dur berpendapat bahwa Indonesia dapat melakukan kerja sama ekonomi dengan Israel tanpa harus mengorbankan dukungan kepada kemerdekaan Palestina.

Kemudian, alasan Gus Dur ingin membuka hubungan diplomatik dengan Israel adalah sebagai berikut:

1. Gus Dur ingin memastikan kapitalis George Soros, yang keturunan Yahudi, tidak mengacaukan pasar modal Indonesia.

Gus Dur menilai bahwa banyak perusahaan-perusahaan besar yang dikuasai oleh Israel tapi memakai bendera negara lain dan tidak kena penarikan pajak.

Dengan menjalin hubungan diplomatik, Gus Dur berharap dapat menarik pajak dari para pengusaha Yahudi tersebut.

2. Gus Dur ingin meningkatkan posisi tawar Indonesia di Timur Tengah, sebab selama itu Timur Tengah tidak pernah membantu Indonesia menghadapi krisis.

Gus Dur berpikir bahwa Indonesia dapat berperan dalam proses perdamaian di Timur Tengah jika dapat menjalin hubungan diplomatik dengan kedua belah pihak yang berseteru, yaitu Israel dan Palestina.

3. Gus Dur ingin menciptakan perdamaian dari konflik antara Israel dan Palestina dengan cara yang rasional dan pragmatis.

Baca Juga: Inilah Hukuman FIFA yang Diberikan Pada Indonesia, Saat Tolak Bermain dengan Israel Pada Penyisihan Piala Dunia 1958

Gus Dur tidak memusuhi Israel, tetapi juga tidak mengorbankan dukungan kepada kemerdekaan Palestina.

Gus Dur memiliki pengalaman bertemu dengan orang-orang dari berbagai latar belakang di Timur Tengah dan merasakan hasrat damai dari mereka.

Artikel Terkait